Harga Cabai Diprediksi Masih Tinggi Sampai Akhir September

Ahad, 25 Agustus 2019

Ilustrasi cabai merah. (Int)

JAKARTA - Sejak mengalami kenaikan di Juni, hingga pertengahan Agustus, harga cabai tak kunjung menurun. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata cabai merah di seluruh provinsi hingga Jumat (23/8/2019) masih berkisar Rp58.800 per kilogram (kg), sementara harga cabai rawit berkisar Rp62.700 per kg.

Sementara, berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta, hingga Minggu (25/8/2019), harga cabai merah keriting di pasar di Jakarta mulai dari Rp50.000 hingga Rp90.000 per kg, sementara harga cabai rawit merah mulai dari Rp70.000 hingga Rp110.000 per kg.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, musim kemarau menjadi penyebab utama harga cabai masih bertahan tinggi. Musim kemarau yang terjadi menyebabkan produksi cabai menjadi lebih sedikit.

"Persoalan harga karena produksinya tidak banyak, ini sudah terjadi dalam 5 tahun berturut-turut. Musim kemarau menjadi penyebab utama, karena saat kemarau, aliran air di sentra produksi tidak baik sehingga hasilnya tidak sebagus yang diharapkan," tutur Abdullah, Minggu (25/8/2019).

Meski begitu, Abdullah mengatakan periode tingginya harga cabai tahun ini jauh lebih lama dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, tahun lalu harga cabai sudah mulai menurun di Agustus karena sudah mulai terjadi panen. Tahun ini, Abdullah memperkirakan harga cabai yang tinggi akan bertahan hingga September.

"Saya perkirakan [harga cabai tetap tinggi] sampai akhir September, karena September itu mulai ada panen. Apakah itu mencukupi kebutuhan kita belum tahu, sulit memprediksinya," tambah Abdullah.

Abdullah pun menyayangkan harga cabai yang masih bertahan tinggi. Menurutnya persoalan harga masih bisa dicegah bila terdapat persiapan dari pemerintah. Pasalnya, persoalan harga cabai ini sudah berlangsung hampir setiap tahun.

Menurutnya, Kementerian Pertanian sebagai pihak yang bertanggung jawab di bagian produksi bisa memperkirakan bulan mana saja yang akan terjadi panen sehingga produksi cabai masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. (*)