Komisi IV DPR-RI : Sawit Terbukti Hilangkan Kesenjangan Ekonomi

Sabtu, 23 September 2017

Tidak dipungkiri, kelapa sawit berhasil menghilangkan kesenjangan ekonomi di sejumlah daerah. Utamanya yang berada di Pulau Jawa dan luar Jawa.  Banyak warga kaya lahir di luar Pulau Jawa berkat kelapa sawit. Untuk itu pemerintah dirasa perlu membuat perencanaan strategis terkait sawit sebagai komoditas ekspor unggulan. Ini agar memiliki efek positif bagi perekonomian Indonesia. “Pemerintah harus punya peta strategis untuk sawit nasional. Sebab sudah terbukti, kelapa sawit bisa mengatasi kesenjangan ekonomi masyarakat di sejumlah daerah seperti di Pulau Jawa dan luar Jawa,” ujar Anggota Komisi IV DPR Hamdhani. Sebab menurutnya, Malaysia sebagai negara kompetitor telah punya aturan baku soal ini. Jika Indonesia tidak segera membuat regulasi yang tepat, maka tidak menutup kemungkinan posisinya sebagai penguasa pasar minyak sawit mentah dapat digeser. Saat ini Indonesia merupakan negara terbesar penghasil minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Urutan kedua ditempati Malaysia, yang sebelumnya mengalahkan Indonesia. Dengan banyaknya perubahan regulasi yang terjadi di beberapa negara soal sawit, maka posisi sawit Indonesia bisa terancam. Contoh yang sekarang sedang terjadi adalah naiknya bea masuk impor yang dilakukan India. Dari bea masuk impor 7,5% naik seratus persen menjadi 15%. Perubahan-perubahan itu harus secepatnya diantisipasi. Negosiasi bilateral  perlu sesegera mungkin dilakukan. Jika tidak, maka bisa saja sawit Indonesia kehilangan pasar di India. Padahal India merupakan pasar besar bagi prodduk sawit Indonesia. “Selain pasar yang besar, India juga bukan pasar yang rewel menuntut berbagai macam kriteria keberlanjutan seperti Eropa atau Amerika. Sayang jika kita kehilangan pasar yang potensial ini,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono. jss