Lifting Migas 2020 DiasumsikanTurun 6,5 Persen

Ahad, 23 Juni 2019

Pipa angguk. (Int)

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengasumsikan produksi siap jual (lifting) migas nasional sebesar 1,893 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) atau menurun dibandingkan target APBN 2019 sebesar 2,025 juta BOEPD atau turun sekitar 6,5 persen. 

Atas asumsi lifting migas tersebut terbagi atas lifting minyak sebesar 734.000 barrel oil per day (BOPD) dan gas sebesar 1,159 juta BOEPD. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan melihat kondisi ladang-ladang migas menurun produksinya. Dengan perkiraan produksi hingga akhir tahun (year to date) per Mei 2019, sebesar 754.000 BOPD maka terlihat produksinya menurun sekitar 3 persen dibandingkan dengan kinerja 2018 sebesar 778.000 BOPD.  

"Sedangkan gas forecast 1,159 juta BOEPD meningkat 8 persen dibandingkan dengan outlook 2019 yang sebesar 1,072 juta BOEPD. Tapi pada 2019 memang lebih rendah dibandingkan dengan produksi gas bumi 2018 1,149 juta BOEPD," katanya.

Dia berharap, kinerja dapat kembali tumbuh pada tahun 2020 dengan mengandalkan proyek migas baru yang beroperasi ataupun adanya pengeboran. Dari 10 besar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Dwi menjelaskan bahwa Exxonmobil Cepu Ltd pada tahun depan diperkirakan berproduksi sebesar 216.000 BOPD, atau turun dari outlook tahun ini sebesar 221.000 BOPD.

Asumsi tersebut melihat adanya potensi kandungan air lebih tinggi sehingga SKK Migas mencatatkan target konservatif. Untuk kinerja PT Chevron Pacific Indonesia yang mengelola Blok Rokan juga diperkirakan akan menghasilkan minyak lebih kecil daripada kinerja 2019. 

"Untuk Blok Rokan memang trennya dalam posisi decline secara cukup besar sejak 2017-2019 termasuk 2020. Karena blok ini juga masa transisi, perlu ada antisipasi terkait risiko yg terjadi di masa tersebut," tambahnya.

Lifting migas diharapkan mengalami kenaikan dari kinerja Pertamina EP dari beberapa produk yang sudah berjalan baik. (*)