Dengan ISPO, KSU Sumber Rezeki Lawan Diskriminasi Sawit 

Kamis, 09 Mei 2019

PASIRPANGARAIAN-Koperasi Serba Usaha (KSU) Sumber Rezeki, merupakan salah satu koperasi binaan PT Ekadura Indonesia telah berhasil meraih Indonesia Suistanable Palm Oil (ISPO). 

Dengan ISPO, Koperasi yang berada di jalan lintas Kota Lama, Kecamtan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu ini berusaha melawan diskriminasi sawit oleh Uni Eropa.

Koperasi yang telah berdiri sejak tahun 1998 tersebut, mendapatkan ISPO pada 2018. Pada saat itu, hanya ada dua koperasi yang mendapatkan ISPO dari pemerintah. 

"Koperasi kita alhamduillah, kemarin di tahun 2018 mendapatkan ISPO. Jadi se-Indonesia yang mendapatkan ISPO kalau koperasi itu hanya 2 koperasi.  Kita, dan 1 lagi ada koperasi di Kalimantan," ujar Ketua KSU Sumber Rezeki, Khairul Zaman melalui Sekretarisnya, Dalmi saat ditemua Sawitplus.co.

Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) merupakan kebijakan Pemerintah Republik Indinesia melalui Kementerian Pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia.

"ISPO itu kan perintah dari negara, dasarnya itu kan Permen nomor 11 tahun 2015. Jadi sekarang ini industry sawit kan sedang digoncang oleh dunia eropa dengan berbagai isu negative tentang sawit. Sementara kita sendiri sebagai masyarakat merasa sangat tertolong dengan adanya industry sawit ini, jadi berputar terbalik isu yang digeontorkan dunia eropa dengan fakta dan kenyataan yang ada di lapangan," katanya.

Dalmi menyebutkan bahwa kelapa sawit memiliki prospek yang sangat baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga sangat berbanding terbalik dengan isu yang dikampanyekan Uni Eropa (UE), kalau sawit itu menyengsaraka msayarakat. 

Banyak hal positif yang didaptkan oleh masyarakat dengan kelapa sawit, terutama meningkatkan ekonomi dan taraf hidup.

Dengan demikian, Dalmi menyebutkan, bahwa tujuan pemeritah membuat Permen Nomor 11 Tahun 2015, yakni ISPO, sangat baik,yaitu untuk menangkis seluruh tudingan negative UE tentang sawit.

"Kita harapkan koperasi-koperasi yang lain juga seperti itu (ISPO, red). Sehingga tidak ada lagi alasan Eropa untuk menggelontorkan isu negative lagi tentang sawit, karena apa yang mereka inginkan itu dapat kita penuhi. Jadi, kalau ISPO itu tidak diikuti oleh pihak-pihak lain, artinya kita mengamini apa yang sudah disebutkan oleh dunia Eropa," katanya.