Malaysia Kendorkan Ekspor, Harga CPO Ikutan Tergerus

Senin, 11 Februari 2019

JAKARTA-Perang dagang AS-China yang masih panas-panas dingin dampaknya masih dirasakan kepada minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Bahkan, pada Senin, 11 Februari 2019 menyusutnya ekspor CPO Malaysia sepanjang bulan berjalan, harga CPO ikut tergerus.

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berjangka melemah 0,67% menjadi US$ 558,94 (2.276 ringgit) per ton.

Perang dagang AS-China, dua raksasa ekonomi dunia ini berpeluang menciptakan banjir suplai kedelai, dan juga CPO

Lebih dari separuh ekspor kedelai AS dibeli oleh China. Pada tahun 2017 saja volume ekspor kedelai Negeri Paman Sam ke China mencapai 31 juta ton. Harga minyak kedelai yang merupakan produk substitusi minyak sawit amblas di pasar dunia hari ini.

Sebelumnya, Departemen Pertanian AS memperkirakan konsumsi kedelai dunia akan tumbuh 9% menjadi 106,72 juta ton. Namun, volume perdagangan kedelai AS justru menipis menyusul tarif balasan yang dikenakan oleh China atas produk AS tersebut.

Sentimen negatif terkait prospek perekonomian global tersebut membuat harga CPO berayun. Setelah sempat menguat pada akhir pekan lalu, pagi ini harga CPO berjangka justru tertekan.

Menurut firma konsultan rantai suplai (supply-chain) global Intertek Testing Services, ekspor Malaysia mencapai 393.353 ton sepanjang 10 hari pertama bulan ini. Angka ini terhitung menurun dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu sebesar 451.845 ton.

Negeri Jiran tersebut merupakan produsen CPO terbesar kedua setelah Indonesia. Turunnya ekspor mereka mengindikasikan melemahnya permintaan dunia atas produk sawit tersebut secara bulanan.(rd/net)