Pelaku Usaha Optimis Harga CPO masih StabilĀ 

Sabtu, 26 Januari 2019

JAKARTA-Meski harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami penurunan, para pelaku pasar tetap optimis harga CPO masih dalam trend menanjak. 

"Permintaan masih tinggi, dan stok akan berkurang," ujar salah satu pialang yang berbasis di Kuala Lumpur.

Prediksi berkurangnya cadangan minyak sawit yang sempat banjir di akhir 2018 juga menjadi sentimen positif yang bisa membawa harga CPO lebih tinggi lagi. Analis memperkirakan bahwa produksi sawit di kuartal I-2019 akan menurun. 

Turunnya produksi pada awal tahun memang hal yang wajar, mengingat pada periode Januari-Maret produksi minyak sawit memang cenderung menurun akibat faktor musiman.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono. 

"Dari sisi [perkebunan] sawit pasti Desember-Maret produksinya turun karena siklusnya turun," ujar Joko Supriyono usai diskusi di bilangan Menteng, Rabu, 9 Januari 2019 yang lalu. 

Terlebih lagi, konsensus pasar yang berhasil dihimpun oleh Reuters memprediksi harga rata-rata CPO di tahun 2019 naik 3% dari tahun lalu menjadi MYR 2.375/ton. Konsensus terdiri dari 18 analis dan pelaku industri.

Naiknya prediksi tersebut disebabkan karena faktor pertumbuhan produksi sawit yang nampaknya tidak akan setinggi tahun lalu.

"Prediksi harga tahun ini harusnya lebih baik dari 2018, karena pohon kelapa sawit butuh istirahat," kata salah satu petani kelapa sawit di Indonesia, mengutip Reuters.

Berdasarkan konsensus yang terdiri dari 9 responden, produksi minyak sawit Indonesia tahun ini sebesar 43 juta ton (nilai tengah), yang mana meningkat 1 juta ton dari produksi tahun 2018, dimana Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan ada di level 42 juta ton, mengutip Reuters.

Namun angka pertumbuhan tersebut jauh lebih kecil daripada lonjakan produksi sebesar 5,5 juta ton di tahun 2018.

Dengan berkurangnya pasokan minyak sawit, maka cadangan yang sudah menumpuk di akhir tahun 2018 bisa dikurangi. Paslnya, tumpukan cadangan yang berlebih menjadi faktor yang menekan harga CPO.(*/rd/cnb)