BEI Bidik Wilmar untuk IPO di Bursa Domestik

Ahad, 20 Januari 2019

Bursa Efek Indonesia

JAKARTA- Bursa Efek Indonesia terus mendorong perusahaan-perusahaan besar yang mengolah sumber daya alam (SDA) atau sektor pertambangan, batu bara, dan migas bisa mencatatkan sahamnya di bursa saham domestik.

BEI bahkan pernah diberitkan mendorong Wilmar internasional untuk IPO atau Initial Public Offering. Saham pertama kali dilepas atau dijual kepada masyarakat dan tercatat di BEI.

"Bisa saja ke depan kita dorong mereka untuk listed di sini, dengan sosialisasi. Ya namanya mereka perusahaan berdomisili di Indonesia, seyogyanya mereka listed juga di Indonesia," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, beberapa waktu lalu.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, akhir tahun lalu bursa telah memanggil asosiasi di sektor tambang, batubara dan migas untuk sosialisasi lebih lanjut. Sebab, bursa telah melonggarkan aturan mengenai pencatatan saham perusahaan mineral batubara dalam peraturan I-A.1 dalam keputusan direksi bursa nomor Kep-00100/BEI/10-2014. Peraturan itu adalah pengembangan peraturan I-A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas non saham di bursa.

Dengan aturan yang baru, perusahaan tambang mineral dan batu bara yang belum produksi dan belum eksploitasi boleh mencatatkan saham perdana (IPO) asalkan sudah lewati tahap eksplorasi. "Peraturan I-A.1 sudah kita terbitkan beberapa tahun lalu, itu sebetulnya sudah mengakomodasi perusahaan - perusaaan yang belum mau masuk ke tahapan produksi, kita sudah fasilitasi itu," kata Nyoman saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis lalu seperti dilansir dari cnbcindonesia.

Meski demikian, Nyoman masih enggan mengelaborasi lebih lanjut nama-nama perusahaan di sektor SDA yang berpotensi untuk dibidik.

Sebab, kata dia, untuk menjadi perusahaan publik adalah rencana perusahaan, yang pasti akan mempertimbangkan pelbagai hal seperti kondisi makroekonomi hingga penetapan harga (pricing). "Ya, itu kan tergantung dari appetite-nya mereka, dilihat kondisi makronya, pricingnya," imbuh Nyoman.

Secara terpisah, Vice President Director al Wilmar Nabati Indonesia, Erik Tjia, belum merespons lebih lanjut mengenai kemungkinan Wilmar International - grup perusahaan agribisnis Singapura yang didirikan tahun 1991 tersebut akan melantai di BEI.

Saat ini Wilmar memiliki lebih dari 450 pabrik dan jaringan distribusi di Cina, India, Indonesia, dan 50 negara lainnya. Wilmar Internas ini memiliki kurang lebih 92.000 karyawan dari berbagai negara. Aktivitas Wilmar meliputi perkebunan kelapa sawit, penyulingan minyak masakan, penggilingan biji minyak, pemrosesan dan pengepakan minyak masakan konsumsi, lemak, oleokimia, dan biodiesel, serta pemrosesan dan pengepakan gandum.(*/rd)