Petani Sawit Papua Terima Dana Pembiayaan R150 M

Kamis, 20 Desember 2018

perkebunan kelapa sawit di Monokwari, Papua

JAKARTA-Pemerintah terus mendorong pembiayaan di sektor perkebunan demi meningkatkan laju ekspor. Lembaga di bawah Kementerian Keuangan, yakni Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), ditugaskan untuk melakukan pembiayaan di sejumlah sektor yang berorientasi ekspor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hari ini juga menyaksikan acara penandatanganan kerja sama pembiayaan syariah antara LPEI dengan PT MedcoPapua Hijau Selaras (MPHS).

MPHS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit di Manokwari, Papua Barat. Bentuk kerja sama tersebut dilakukan dengan skema pembiayaan syariah dan jasa konsultasi kepada MPHS. Adapun jaminan fasilitas yang diberikan kepada petani plasma sawit mencapai total Rp 150 miliar.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengungkapkan perasaannya kepada seluruh pihak yang telah mendukung peningkatan ekspor di Manokwari. Dia mengatakan, LPEI sebagai institusi yang dibentuk oleh Kemenkeu ditugaskan untuk mendorong, meningkatkan, dan membantu seluruh komponen ekspor sehingga menghasilkan devisa bagi negara.

"Untuk itu, saya berterima kasih kepada para pihak swasta dan LPEI yang telah menggunakan sumber daya yang ada di Manokwari dan berusaha secara bersungguh-sungguh untuk meningkatkan ekspor sehingga berdampak positif bagi masyarakat di sekitar lokasi," ujar Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Rabu, 19 Desember 2018.

Adapun jaminan fasilitas tersebut tak hanya diberikan untuk refinancing perkebunan kelapa sawit, namun juga pengembangan petani plasma MPHS.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan, LPEI tidak mengutamakan pendapatan operasional semata, namun juga turut memperhatikan dan memastikan bahwa setiap rupiah yang disalurkan, memberikan dampak sosial dan ekonomi yang berkesinambungan.

"Apakah itu dalam bentuk penciptaan lapangan pekerjaan, pemberdayaan wanita, maupun pembangunan infrastruktur publik oleh pelaku ekspor yang dapat dinikmati oleh masyarakat daerah sekitar," kata dia.

Sementara itu Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly menjelaskan, pihaknya juga mendorong kualitas hasil dan pengolahan perkebunan kelapa sawit di Manokwari, Papua Barat. Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong MPHS untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi.

"LPEI berkomitmen untuk mendukung PT MedcoPapua meningkatkan kapasitas produksi dan mampu melakukan ekspor secara langsung, sehingga secara langsung pula memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia," tutur Sinthya.

Menurutnya, jaminan fasilitas yang diberikan oleh LPEI dengan mendukung pembangunan kebun plasma, juga memperhatikan dampak sosial ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah sekitar Manokwari.

MPHS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang telah banyak membantu pemasok bagi eksportir utama untuk melakukan ekspor kelapa sawit ke berbagai negara.
Dalam mendukung hal tersebut, MPHS telah membangun kebun plasma seluas 2.684,65 hektare (ha) dari total lahan plasma yang tersedia seluas 2.909,7 ha hingga Agustus 2016.

Sejak tahun 2010, MPHS telah menjalin kerja sama dengan para petani plasma yang tergabung dalam sebelas Koperasi Unit Desa (KUD). Kerja sama ini telah membuka lapangan pekerjaan kepada 478 petani.

Selama ini, hasil kebun MPHS telah diekspor ke berbagai negara melalui PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk dan Wings Group. Ke depannya, dengan adanya pembiayaan dari LPEI, MPHS diharapkan dapat menghasilkan kualitas produksi yang lebih baik agar mampu memperoleh sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang menjadi syarat dalam melakukan ekspor.(*/rd)