Khawatir Produksi Naik, Harga CPO Terkoreksi

Senin, 04 September 2017

Harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) masih melemah. Penguatan ringgit Malaysia dan kekhawatiran kenaikan produksi membuat harga CPO tertekan. Dalam sepekan, harganya susut 1,17%. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan akhir pekan harga CPO di Malaysia Derivative Exchange turun 0,26% dari hari sebelumnya jadi RM 2.706 per metrik ton. Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures, melihat, sejak Gubernur The Fed Janet Yellen menyampaikan pidato yang minim penjelasan soal kenaikan suku bunga, dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Kejatuhan the greenback membuat ringgit menguat. Akibatnya, harga CPO terkoreksi. Selain itu, pelemahan harga CPO terjadi akibat kekhawatiran peningkatan pasokan minyak sawit di Malaysia selama Agustus. Meski data resmi dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) baru dirilis pertengahan pekan ini, namun sinyal kenaikan produksi CPO sudah mulai terlihat. “Sebelumnya, Intertek merilis ekspor minyak sawit untuk periode 1-25 Agustus. Hasilnya, terjadi penurunan ekspor 8,1% ke level 934.544 ton,” kata Deddy. Produksi minyak sawit Malaysia diprediksi meningkat, dari 8,7 juta ton pada semester satu menjadi 11,29 juta ton di semester dua tahun ini. Sedangkan stok CPO diperkirakan bertambah, dari 1,6 juta ton pada akhir 2016 jadi 1,9 juta ton di akhir 2017. Tapi, Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures, menilai, koreksi harga CPO terjadi lantaran ada aksi ambil untung menjelang libur panjang akhir pekan lalu. Dalam rangka Hari Raya Idul Adha, bursa Malaysia tidak beroperasi mulai 31 Agustus hingga 1 September. “Biasanya, kan, kalau akhir pekan apalagi libur panjang terjadi aksi profit taking,” kata Faisyal. jss