Kembangkan Pasar CPO di China, Indonesia Perlu Perkuat Negosiasi

Jumat, 14 Desember 2018

JAKARTA-Dalam pandangan ekonom Indef Rusli Abdullah, saat ini China sedang gencarnya mengkampanyekan efek rumah kaca, bahkan China juga mengembangkan bahan bakar B5. Indonesia harus mengambil peran, dengan mengembangkan pasar CPO di China, dan tentu saja untuk mencapai hal ini perlu dilakukan lobby-lobby yang lebih kuat lagi.

"China sedang mempromosikan upayanya mengurangi gas rumah kaca dengan memulai mengembangkan bahan bakar B5 di Shanghai. Kita harus yakinkan mereka untuk melanjutkan program itu, karena di situ celah ekspor CPO Indonesia," katanya.

Upaya lain adalah dengan mengundang investor China membangun industri pengolahan biodiesel di Indonesia. Hal itu, menurutnya, akan membuat China mempertimbangkan untuk melanjutkan impor biodiesel dan produk CPO lainnya dari Tanah Air.

Pada perkembangan lain, keputusan China untuk kembali mengimpor kedelai AS turut berdampak pada penguatan harga kedelai internasional. Akibatnya, harga kedelai yang diimpor oleh Indonesia dari AS berpeluang turut terkerek dalam waktu dekat.

Ketua Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Yusan mengatakan, para importir belum berencana menaikkan harga jual kedelai mereka. Saat ini harga kedelai di tingkat importir adalah sekitar Rp 7.050/ kg-Rp 7.300/kg. (tps)