Tragedi Setan (59) : Iblis Itu Tidak Diberi Karunia

Jumat, 30 November 2018

Penentangan Iblis terhadap perintah Allah bahkan lebih rendah dan hina daripada kesombongannya. Itu karena penolakan ini secara tidak langsung menunjukkan seolah-olah dia memiliki akses terhadap misteri-misteri kehendak Allah yang gaib. Padahal sebenarnya dia tidak memiliki pengetahuan seperti itu. Kehendak Allah tidak dapat dicakup dengan pemahaman makhluk.

Allah memperhatikan dari kehendak-Nya, apa yang Dia inginkan. Dan tidak lebih dari itu. Iblis sama sekali tidak pernah diberikan karunia dengan pengetahuan tentang hasil dari kehendak dan perintah Allah. Ini akan membuat Iblis menyatakan, dia tidak bersujud karena dia sebelumnya sudah mengetahui, bahwa Allah tidak menghendaki pelaksanaan perintah-Nya. Penolakan Iblis hanya terjadi karena keburukan keimanannya, dan karena kecumburuan yang ditimbulkan oleh kesombongan.

Iblis tidak memiliki bantahan untuk menyangkal tuduhan Ibnu Ghanim. Dia hanya dapat mengungkapkan kembali penghianatan tragisnya, sambil berharap untuk mendapatkan ketertarikan emosi yang tidak dapat diperoleh melalui argumentasi logis.

"Apakah engkau percaya bahwa ada hamba yang lebih taat daripada aku, atau siapapun di 'Iraq yang lebih terpelajar daripada aku? Tak ada pengajaran yang lebih benar daripada yang aku ajarkan. Dan tak ada pula ide-ide yang lebih menyehatkan daripada yang aku berikan. Dia (Allah) berkata kepadaku, "Sujudlah kepada yang lain selain Aku!"

Aku menjawab,"Tidak akan pernah kepada yang lain!" Dia berkata,"KutukanKu untukmu!" Aku menjawab, "Tidak masalah, karena jika Engkau membuat aku dekat dengan-Mu, itu adalah hak-Mu, dan jika engkau membuatku jauh dari-Mu, itu juga hak-Mu, Ya Allah."

Dia bertanya," Apakah engkau melakukan ini tanpa ada kesombongan dan keangkuhan?" Aku menjawab, "Tuhanku, siapa pun yang telah mengenal Engkau dalam hidupnya hanyalah sekali. Atau yang telah mengalami kesedirian dengan Engkau sepanjang hidupnya hanyalah untuk sementara. Atau yang telah merasa bersama dengan Engkau pada Jalan Kasih Sayang-Mu hanyalah sekejap."

Semua ini hanyalah kebenaran Iblis yang menyombongkan dirinya tentang bagaimana semua itu telah dilewati.

"Karena aku telah melewatkan masa hidupku dengan Engkau, dan aku hidup dalam kasih sayang-Mu. Tanda-tanda yang kelihatan? Betapa banyak halaman yang telah kutulis tentang keesaan Engkau, malam dan siang! Betapa banyak yang telah aku pelajari tentang kemuliaan dan pujian-Mu, diantara hal-hal yang terlihat dan yang rahasia! Tanda-tanda yang kelihatan ini adalah saksi bagiku. Daratan mengakui kebenaranku. Malam dan siang percaya kepadaku. Di mana Adam, ketika aku menjadi pimpinan para malaikat!"

"Engkau yang disana, apakah engkau berpikir bahwa aku telah berbuat dosa terhadap Tuhan dan telah menolak keputusan Allah? Atau perubahan telah membuatku berubah? Demi kemuliaan-Nya dan keagungan keputusan-Nya, tidak ! Namun Sang Pencipta keindahan dan keburukan, kesakitan dan kesehatan, telah menyatukan sesuatu hal dan sesuatu yang bertentangan dengannya dalam upaya untuk mewujudkan kesempurnaan kekuasaan-Nya dan kemegahan kehendak-Nya. Karena sesuatu hanya akan diketahui melalui sesuatu yang berbeda dengannya."

"Dari semula, dalam dewan para penguasa yang agung, Dia telah menjadikan aku yang paling banyak pengetahuannya tentang keindahan, dan aku memperindah suasana dengan keindahan itu. Aku juga merupakan yang berpengetahuan di antara mereka tentang tauhid (pernyataan keesaan Allah), dan aku adalah pemimpin mereka dalam memuliakan dan memuji Allah." (jss/bersambung)