Marak Rasisme, Parlemen Inggris Kaji Islamophobia

Kamis, 29 November 2018

Kasus rasisme marak di Inggris. Tahun 2017 saja, ada 1.200 kejadian soal Islamophobia. Ini naik 26% dibanding tahun sebelumnya.

Melihat fenmena yang tidak kondusif itu, maka sang Sekelompok anggota parlemen Inggris merumuskan dan mengkaji peristiwa Islamofobia yang terjadi di negara tersebut. Hal itu dilakukan seiring dengan peningkatan jumlah peristiwa yang dialami umat Islam di Inggris.

Dalam laporan yang dibuat oleh sejumlah anggota Parlemen Inggris itu disebutkan, “Islamofobia berasal dari rasisme dan adalah satu jenis rasisme yang membidik pernyataan mengenai Islam.”

Kelompok anggota Parlemen itu telah mengeluarkan laporan yang menjabarkan definisi Islamofobia dan telah disahkan oleh anggota Parlemen, pegiat masyarakat dan organisasi antar-kepercayaan.

Tiga anggota Parlemen Inggris yakni Dominis Grieve, Anna Soubry, dan West Streeting menyusun laporan itu dan diungkapkan dalam sebuah agenda di Parlemen.

Kelompok ini meluncurkan satu proyek pada April 2018 untuk menetapkan Islamofobia dengan cara yang bisa diterima baik oleh semua masyarakat Muslim Inggris serta cara yang bisa ‘berlaku pada seluruh lapisan pemerintah, masyarakat dan organisasi sektor swasta’.

Selama kegiatan pengumpulan data, anggotanya juga mengumpulkan keterangan dari banyak peristiwa Islamofobia yang dihadapi umat Muslim, kata Kantor Berita Anadolu –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Peristiwa itu meliputi petasan yang dilemparkan ke kotak surat satu keluarga sehingga mereka dipaksa pindah, pelecehan lisan terhadap Muslimah muda karena memakai hijab, serta seorang Muslim yang diludahi dan dilempari telur.

Laporan ini menyoroti, bahwa tak ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mensahkan definisi mengenai Islamofobia. Meski pemerintah mengakui dampak negatifnya pada masyarakat Muslim Inggris.

Dalam artikel terpisah yang ditulis di Independent, Soubry mengatakan, “Islamofobia adalah satu bentuk rasisme –seperti anti-semitisme, yang sudah waktunya itu mempunyai definisinya sendiri.”

Laporan itu juga memberi analisis mendalam mengenai betapa orang Muslim yang tinggal di Inggris dengan kuat mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Inggris, memperlihatkan kesetiaan pada Inggris dan percaya, bahwa Islam dan cara hidupnya cocok dengan cara hidup dan nilai-nilai Inggris.

Kelompok Parlemen Semua Pihak mengenai Muslim Inggris didirikan pada 2017 dan dipimpin bersama oleh Soubry dan Streeting.

Selama beberapa tahun belakangan, telah ada peningkatan tajam dalam kejahatan kebencian anti-Islam di Inggris.

Pada tahun 2017 tercatat sejumlah serangan Islamofobia. Tell Mama, satu kelompok pemantau banyak-kepercayaan, mencatat lebih dari 1.200 laporan mengenai peristiwa Islamofobia. Ini naik 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. in