Indonesia Susun RAN Pembangunan Industri Ikan HiasĀ 

Kamis, 29 November 2018

JAKARTA - Saat ini Pemerintah Indonesia sedang menyusun payung hukum untuk Rencana Aksi Nasional (RAN) pembangunan industri ikan hias. Bila sudah tersusun, diharapkan RAN tersebut dapat menjadi salahsatu panduan dalam upaya pengembangan ikan hias di Indonesia. 

Dari keterangan resmi yang disampaikan Biro Informasi dan Hukum Kemenko Bidang Kemaritiman yang diperoleh SAWITPLUS.CO, Rabu (28/11/2018)malam, disebutkan upaya penyusunan itu terungkap dalam konferensi pers terkait kesiapan Indonesia dalam menyelenggarakan Nusatic 2018, Pameran dan Kontes Ikan Hias ke-3 Terbesar di Dunia (3rd Indonesian Ornamental Fish and Aquatic Plant Show).

Acara itu direncanakan bertajuk Nusatic 2018, yang akan berlangsung pada tanggal 30 November–2 Desember 2018 di ICE BSD, Tangerang, Banten. 

"Saat ini juga sedang disusun payung hukum untuk Rencana Aksi Nasional (RAN) Pembangunan Industri Ikan Hias. RAN Industri Ikan Hias ini diharapkan dapat menjadi salahsatu panduan dalam upaya pengembangan ikan hias di Indonesia. Selain itu juga akan dirumuskan maskot ikan hias, baik ikan hias air tawar maupun air laut," kata Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa Kemenko Bidang Kemaritiman, Agung Kuswandono di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta.  

Kata dia, Nusatic 2018 ini juga sebagai wujud implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2016 tentang Percepatan Industri Perikanan Nasional. Ia menyebutkan pagelaran Nusatic ini adalah yang ketigakali. 

"Seperti diketahui negara kita 70 persen adalah lautan, jadi kita memang potensial atau the best in the world, potensi ikan hias air tawar 400 spesies dan 650 spesies ikan hias air laut, mungkin di dunia tidak ada yang sebanyak ini," sambung Agung.

Ia mengklaim selama ini yang dikenal sebagai raja ikan hias adalah Singapura, dan bukan Indonesia. Hal inilah yang akan diubah Indonesia dengan cara menunjukan bahwa Indonesia akan menjadi gudang ikan hias.

"Artinya kita yang akan mengelola ikan hias di Indonesia ini untuk disebarluaskan ke seluruh dunia dengan prinsip suistainability,” kata Agung Kuswandono. hendrik