Sambang Bod Tree (2) : Siap Mati Demi Melihat Pohon Bodhi

Jumat, 23 November 2018

Magnit pohon Bodhi sangat tinggi bagi warga Sri Lanka yang beragama Buddha. Di daerah ini sering terjadi baku- tembak antara tentara Sri Lanka yang etnis Sinhala beragama Buddha dengan etnis Tamil yang beragama Hindu. Ratusan nyawa telah melayang, hanya gara-gara sebuah pohon.

Anuradhapura memang kota kuno. Banyak peninggalan masalalu berserak di daerah ini. Di bukit yang saban hari disapu angin kencang itu tidak menjadi hambatan. Juga debu-debu beterbangan yang mengkusamkan apa saja di kawasan ini.

Saban hari orang selalu menyempatkan datang di area kerontang itu. Inilah salah-satu tempat yang menjadi tumpuan harapan. Penduduk Sri Lanka yang beragama Buddha (74%), bergantian meluangkan waktu untuk bertandang. Mereka khusyuk memanjatkan doa. Dan berharap keinginan yang tak terucapkan itu menjadi kenyataan. Tempat untuk berharap itu adalah Dagaba Bod Tree.

Dagaba Bod Tree ini tidaklah besar dibanding beberapa dagaba yang lain. Hanya berukuran kira-kira 100 meter X 60 meter. Itu pun masih dipilah-pilah lagi menjadi beberapa bangunan. Bangunan induk berada di tengah. Ruang peristirahatan bagi yang kelelahan terletak di sampinh. Sedang beberapa bangunan lain berdiri melingkari bangunan utama.

Di semua ruang di lokasi ini, umat Buddha berjejalan. Dari mulutnya berdengung untaian doa. Tangan-tangan dipadukan dengan amat gemulai. Wajah-wajah diteduhkan untuk menemukan kepasrahan. Dari sudut-sudut matanya mengambang air jernih. Airmata permohonan.

Untuk mencapai tempat ini dibutuhkan perjuangan yang melelahkan. Berkilo-kilo meter jalan kaki di bawah sengatan terik matahari. Tiap pos digeledah tentara bersenjata lengkap. Tiap salah langkah menuju lokasi-lokasi tertentu ditanyai mendetail tujuan dan alasannya. Ini mengantisipasi barangkali ada yang ingin berniat jahat terhadap peninggalan suci yang dikeramatkan ini.

Langkah agak istimewa yang dilakukan tentara Sri Lanka itu memang bisa dipahami. Soalnya tempat-tempat bersejarah dan bernilai mistis tinggi itu, semuanya berada di wilayah genting. Di perbatasan Sri Lanka Timur dan Utara yang ingin memisahkan diri dari negara Sri Lanka. Di daerah inilah sering terjadi kontak senjata. Menjadi medan pertempuran antara pemerintah dan Macan Tamil yang militan itu.

Kendati sudah ratusan pengunjung yang mati saat akan berkunjung ke tempat sakral ini, namun mereka tetap acuh. Tak perduli. Buat mereka, seperti dikatakan Sanyarake (35), warga Kandy, para pemeluk Buddha yang mendapat musibah saat ziarah, itu adalah bagian dari karma yang diinginkan. "Buddha memutar roda dharma. Buat apa kita takut kalau sudah tahu begitu," jawabnya.

Dengan kata lain, kalaulah sampai mati saat melakukan ziarah ke pohon Bodhi yang dibawa Buddha Sidharta Gautama itu, maka kematian itu adalah jalan terbaik bagi mereka. Itu karena mereka yakin, dengan kematian itu, maka karma kurang baik yang dialami akan menjadi lebih baik lagi pada kehidupan mendatang. Itulah reinkarnasi atau kehidupan kembali yang sangat mereka percayai.

Ya, kawasan yang jauh dari mana-mana ini memang rawan. Bisa saja nyawa melayang tiba-tiba. Itu jika tentara Sri Lanka dari Suku Sinhala yang beragama Buddha terlibat baku-tembak dengan Suku Tamil (Macan Tamil) yang beragama Hindu.

Jadi kalau belum siap diri menerima risiko itu, maka jangan cepat memutuskan untuk datang ke area ini. Apalagi ‘hanya’ sekadar untuk melihat sebuah pohon. Pohon Bodhi yang ditanam Buddha Sidharta Gautama. (Bersambung/Djoko Su’ud Sukahar)