Krisis Sawit, PKS di Bengkulu Kurangi Hari Kerja Karyawan

Rabu, 14 November 2018

BENGKULU - Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus memgambil langkah.tegas fan taktis dalam mengatasi krisis dalam industri sawit yang melanda IndonesiaIndonesia dalam setahun tetakhir. 

Apalagi krisis itu juga diperparah oleh kampanye negatif sejumlah NGO di dalam dan luar negeri serta tekanan bermotif kepentingan dagang dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa.

Dampak dari krisis sawit ini bisa dibuktikan di Ipuh, Bengkulu. Salahsatu petani sawit di Ipuh, Bengkulu, yang tidak ingin disebut namanya mengatakan kepada SAWIT+.CO, Rabu (14/11/2018) melalui pesan WhatsApp. 

"Besarnya dapak krisis kelapa sawit sekarang di Ipuh sudah kerasa banget. Udah kena ke sektor lainnya," kata petani sawit.tersebut.


Kata dia, ini dibuktikan di salahsatu perusahaan kebun sawit di Ipuh yang terpaksa mengambil langkah drastis dengan cara mengurangi hari atau jam kerja para karyawannya.


"Dari informasi yang saya dapat, para pekerja harian perusahaan tersebut cuman dikasih jatah 6 hari kerja dalam sebulan," kata sumber tersebut.


Rinciannya, kata dia, pengurangan hari kerja. Itu adalah dari 20 hari kerja menjadi 6 hari kerja.. 


Kebijakan itu adalah untuk para pegawai yang tinggal di basecamp. Semebtara untuk para karyawan yang berasal dari luar base camp tau tenaga jemputan,   hanya 3 hari kerja dari sebelumnya 12 hari kerja

Dan ini berlalu untuk semua divisi yang ada di perusahaan tersebut.  Sebagai petani sawit khawatir yang terjadi di perusahaan sawit berdampak luas ke perekonomian di Ipuh.

"Mungkin roda perekonoomian di sini akan berjalan lambat. Ini krisis bukan buat petani sawit aja, tetapi sudah menjadi krisis untuk semua golongan, khususnya di daerah yang komoditas utamanya adalah tanaman sawit," keluh petani sawit tersebut. hendrik