RI Ingin Malaysia Konsisten Terapkan Kebijakan Biodiesel

Kamis, 08 November 2018

JAKARTA - Indonesia akan mempererat kerja sama dengan Malaysia soal minyak sawit (CPO). Salah satunya dengan mengajak Malaysia meniru Indonesia menerapkan pencampuran CPO ke diesel sebesar 20 persen (B20).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, isu tersebut akan diangkat dalam pertemuan tahunan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). selain bisa mendongkrak harga, penerapan kebijakan B20 oleh Malaysia bisa semakin meyakinkan Eropa bahwa biodiesel merupakan produk yang ramah lingkungan.

Menperin menuturkan, Malaysia hingga saat ini belum konsisten menerapkan kebijakan biodiesel. Saat ini, Negeri Jiran baru mencampur CPO ke diesel sebanyak 7,5 persen. Padahal, sejak Oktober 2018, Indonesia sudah menerapkan biodiesel 20 persen.

"Padahal dalam perjanjiannya mereka 10 persen itu sudah diamanatkan di 2018 ini sehingga tentu tahun depan kita push lagi kapan mereka ikut Indonesia di B20," kata Menperin seperti dilansir Inews.id Kamis (8/11/2018).

Selain soal B20, Indonesia juga akan membawa isu tarif bea masuk CPO India. Pasalnya, bea masuk CPO Indonesia ke India lebih mahal daripada bea masuk CPO Malaysia.

"Mereka punya bea masuk CPO dari Malaysia itu empat persen lebih murah daripada Indonesia. Tentu ini merugikan Indonesia, sehingga kita melihat posisi untuk negosiasi dengan Malaysia," ucap Menperin.

Menurut dia, situasi ini tidak adil karena Indonesia dirugikan meski banyak bea keluar CPO Indonesia yang dibebaskan saat harga rendah. Pasar CPO Indonesia bisa kalah dengan Malaysia dengan persaingan bisnis yang tidak kompetitif.*