Kuil Rameshvaram Ini Dibangun Dewi Shinta

Kamis, 08 November 2018

India adalah negeri seribu kuil. Bangunan suci ini memperindah setiap sudut negeri sebagaimana kisah-kisahnya menghidupkan legenda dan sejarah negeri ini. Masing-masing memiliki keunikan.

Rameshvaram, kuil agung yang terletak di India Selatan ini menyimpan kisah istimewa. Hanya di sinilah satu-satunya tempat di mana lingam (tiang/pilar) penyembahan dibuat ganda. Konon, ini disebabkan ketidaksabaran Dewi Shinta menunggu Hanoman membawa lingam dari Dewa Syiwa.

Banyaknya kuil yang tersebar di India menyebabkan banyak pula cara mengelompokkannya. Salah satunya adalah dengan jalan mendasarkan arah mata angin. Empat arah mata angin ini terwakili oleh empat kuil agung : di sebelah timur Kuil Krishna Jagannath di Puri, sebelah Utara Kuil Wisnu Badrinath di Uttar Pradesh, sebelah selatan Kuil Syiwa Rameshvaram di Tamil Nadu, dan sebelah barat Kuil Krishna Dwarka di Gujarat.

Belum jelas sejak kapan pengelompokan semacam ini dibuat, namun keempatnya telah disinggung dalam kisah Mahabarata (tahun 500 SM). Pada abad kesembilan, cendekiawan bernama Sri Adi Sankara menegaskannya dengan cara membangun sebuah biara pada titik pusat keempat kuil suci itu.

Kuil Rameshvaram jelas istimewa. Selain sebagai salah satu kuil penanda arah mata angin India, tempat penyembahan Dewa Syiwa ini memiliki kelebihan lain. Rameshvaram juga merupakan satu dari dua belas Jyotir Linga yang ada di India.

Jyotir Linga adalah situs suci yang menandai menjelmanya Dewa Syiwa menjadi sebuah menara kobaran api. Sebagai peringatan, sebuah pilar batu dibangun untuk dijadikan penyembahan Dewa Syiwa oleh umat Hindu. Pilar yang dinamakan linga ini juga merupakan perwujudan kekuatan Syiwa.

Namun keunikan Rameshvaram tak hanya di situ. Kesebelas Jyotir Linga lainnya hanya memiliki sebuah pilar batu sebagai pilar penyembahan. Tidak demikiandengan Rameshvaram. Ada dua pilar yang berdiri kokoh di depan bangunan utamanya.

Uniknya, kedua pilar penyembahan ini serupa tapi tak sama. Salah satu terbuat dari batu, sedang lainnya dari pasir. Konon, adanya dua pilar ini memang menyimpan legenda tersendiri.

Dalam epik Ramayana, dikisahkan Rahwana telah mencuri Dewi Shinta, isteri Rama. Setelah melalui pertempuran yang seru di Lanka (saat ini dikenal sebagai Ceylon atau Sri Lanka) Rama akhirnya berhasil menewaskan Rahwana dan mendapatkan kembali isteri tercintanya.

Mereka berdua segera meninggalkan Lanka menuju India. Di tempat mereka mendarat, Rama berniat membangun sebuah Syiwa Lingam atau tempat penyembahan Dewa Syiwa. Ini dilakukannya untuk menebus dosa karena telah membunuh Rahwana --yang meskipun bersifat iblis—ternyata berasal dari kasta Brahmana.

Akhirnya Rama mengutus Hanoman, kera yang menjadi pengikut setianya, ke Gunung Kailash untuk meminta lingam dari Dewa Syiwa. Sayangnya perjalanan Hanoman tak semulus yang diharapkan.

Karena waktu semakin mendesak sementara Hanoman belum juga datang, akhirnya Shinta kehilangan kesabarannya. Ia lantas memutuskan untuk membangun pilar pasir sebagai ganti pilar batu dari Syiwa.

Apa mau dikata, sesaat setelah pilar pasir selesai didirikan, ternyata Hanoman muncul dengan membawa lingam dari Syiwa. Kera setia ini pun kecewa mendapati pekerjaannya sia-sia. Untuk menyenangkannya, Rama tetap mendirikan lingam dari Syiwa ini di samping pilar batu buatan Shinta.

Rama berikrar, siapapun yang berniat melakukan persembahan, maka harus lebih dulu melakukannya pada Visvalingam atau pilar batu yang berasal dari lingam yang dibawa oleh Hanoman, baru kemudian pada Ramalinga atau pilar pasir buatan Shinta.

Kuil berpilar ganda yang terkenal ini berlokasi di pantai paling ujung India. Selain kedua pilar setinggi 100 kaki, kuil ini juga dikenal karena hiasan koridornya yang sangat indah. Di sisi kiri-kanannya terdapat tiang-tiang batu yang kokoh. Sementara itu di sepanjang dinding tiang penyembahan dan seluruh dinding kuil, kisah Ramayana dituturkan dalam relief yang sangat mengesankan.

Bagian lain yang menjadi daya tarik kuil ini adalah adanya kolam di bawah tanah. Jumlahnya pun tak biasa, 22 buah kolam. Keduapuluh dua kolam suci itu dibangun khusus bagi pengunjung dan peziarah.

Memang ada ketentuan tentang persembahan kepada Syiwa, yakni harus bersih jiwa dan raganya. Bersih jiwa berarti siap melakukan persembahan kepada Syiwa tanpa diganggu oleh pikiran-pikiran lain. Sementara bersih raga adalah dengan mandi dan berendam di kolam suci yang telah disediakan.

Sebelum melakukan penyembahan di kedua pilar Visvalingam dan Ramalinga, para pengunjung diharuskan untuk berendam sebanyak 22 kali pada masing-masing kolam secara bergantian.

Mandi berendam ini dilakukan dengan berbusana lengkap. Konon, selain membersihkan raga, ritual ini juga membawa berkah penyembuhan berbagai penyakit serta ketenangan batin.

Menurut pengakuan para peziarah, berbagai penyakit seperti rematik, asma, kelumpuhan, dan penyakit berat lainnya lenyap setelah melakukan beberapa kali penyembahan, lengkap dengan ritual mandi berendamnya.

Berkat keunikan dan berkahnya inilah Rameshvaram menjadi salah satu tempat yang paling sering dikunjungi di India. Setiap harinya tak kurang dari sepuluh ribu peziarah memadati kuil agung di ujung Selatan India ini. ma/jss