B20 Lamban Dongkrak Harga TBS, Menko Darmin: "Apa Kamu Pikir ini Sulap!"

Selasa, 06 November 2018

BALI - Beberapa bulan lalu Pemerintah menerapkan kebijakan B20 guna mempercepat penyerapan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Pemerintah berharap kebijakan ini mampu mendongkrak harga CPO yang saat ini di pasar global harganya terus menurun, berbarengan dengan harga minyak nabati lain yang nonsawit. Dengan demikian maka penyerapan CPO ini diharapkan berimbas pada naiknya harga tanda buah segar (TBS) di tingkat petani swadaya. 

 

Namun sejauh ini harapan Pemerintah dari skenario kebijakan B20 belum mampu atau lamban dalam mendongkrak harga TBS di tingkat petani swadaya. "Oh, (kebijakan) ini jelas butuh (agar berimbas pada kenaikan harga TBS -red). Apa kamu pikir ini sulap. Ini bukan main sulap," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution kepada sejumlah wartawan.

 

Menko Darmin menyampaikan hal itu seusai menyampaikan kata sambutan dalam acara 14th IPOC 2019 (Indonesia Palm Oil Conference and Price Outlook 2019) di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali. Darmin  menyebutkan, saat ini stok CPO secara nasional mencapai 5 juta ton. "Butuh waktu sehingga stok CPO itu menjadi dua juta ton, barulah harganya bergerak naik," papar Darmin. 

 

Sangat Strategis

Darmin menyebutkan Pemerintah akan terus menguatkan sektor sawit yang terbukti memberikan pengaruh positif pada perekonomian nasional. Kata Darmin, benefit atau keuntungan dari sawit bukan hanya dari ekspor CPO, melaikan hingga ke hilir, baik untuk produk minyak goreng hingga produk hilir lainnya.

 

Sebelumnya saat berpidato, Darmin menegaskan Pemerintah akan terus mendorong peningkatan daya saing industri sawit nasional seiring menguatnya dinamika dari dalam dan luar negeri, termasuk berbagai isu yang selalu dikaitkan ke sawit seperti isu perubahan iklim.

 

Kata dia, pemerintah akan memberikan perhatian mendalam kepada proses pemberian dan kriteria sertifikasi indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO). Kata Darmin, selama ini prinsip dan kriteria ISPO berkaitan dengan 12 dari 17 kriteria Sustainable Development goal's (SDG's).

 

Sementara itu Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono menegaskan pengembangan strategis industri sawit dan produk turunannya ke depan harus berdampak pada pembangunan ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berkelanjutandemi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

 

Pihaknya memahami situasi global saat ini turut memengaruhi, walau tidak seluruhnya, industri sawit nasional. Bahkan, kata Joko, dari Januari sampai Oktober 2018 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 ekspor sawit meningkat 4% dengan income mencapai US$ 2,1 juta. Bahkan pihaknya bertekad pada akhir desember 2018 peningkatan itu bisa mencapai 7% dengan income mencapai US$ 2,9 juta. (hendrik)