Waketum GAPKI : Kritik Industri Sawit Harus Konstruktif

Kamis, 25 Oktober 2018

MEDAN- Wakil Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia) Kacuk Sumarto mengakui industri kelapa sawit indonesia saat ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, Kacuk mengapresiasi kritik membangun sehingga memberikan manfaat bagi industri yang menjadi komoditas andalan negeri ini. Hl

Hal ini disampaikan Kacuk saat mengisi workshop jurnalistik dengan tema Membangun Awarness dan Persepsi Positif Industri Kelapa Sawit pada Kalangan Netizen di Medan Sumatera Utara, Rabu (24/10).

“Memang perkebunan ini pengelolaannya tidak sempurna, saya senang dikritisi mengenai sawit seperti dari LSM namun jangan kebablasan sehingga cenderung mematikan industri ini bukannya membangun. Kritik harus kontruktif,” ucap Kacuk.

Kacuk menegaskan, industri kelapa sawit saat ini memberikan kontribusi kepada negara dengan nilai ekspor total lebih dari Rp 350 triliun,  5,5 juta pekerja langsung, 12 juta tenaga kerja tidak langsun, serta  usaha pertanian yang mempekerjakan 4,6 juta orang. Sehingga munculnya isu negatif mengenai sawit terkait langsung pada kelangsungan industri padat karya ini terutama pengaruh pada pembangunan daerah.

“Memang ada pemasukan untuk daerah dari sawit, namun lebih dari itu PDB daerah juga meningkat dengan adanya industri ini. Daerah sentra sawit pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan daerah non sentra sawit” jelas Kacuk. 

Menurut Kacuk, maraknya isu-isu negatif mengenai industri sawit Indonesia didalangi dengan perang dagang produsen minyak nabati dunia. Produktifitas sawit 10 kali lebih besar dari minyak kedelai ini dan sawit hanya bisa ditanam di beberapa negara saja salah satunya Indonesia yang merupakan produsen terbesar kelapa sawit di dunia. Maka wajar jika serangan isu negatif ini begitu marak. 

Oleh sebab itu Kacuk mengajak seluruh lapisan bangsa untuk satu suara membela komoditas nasional ini

Hal senada diungkapkan Corporate Secretary BPDPKS Kementerian Keuangan Ahmad Maulizal Sutawijaya.

Maulizal mengatakan  maraknya isu negatif mengenai industri kelapa sawit Indonesia harus diperangi bersama. Untuk itu, BPDPKS menginisiasi jargon dengan hastag #sawitbaik di media sosial maupun dalam upaya-upaya diplomasi dan promosi. 

Sementara itu, Pemimpin Umum Warta Ekonomi Muhammad Ihsan Berdoa menyoroti trend pemberitaan isu-isu negatif yang kini masih marak di media terutama media sosial. Menurut Ihsan, kampanye positif sawit sangat penting terutama di kalangan para milenial melalui media sosial.