Tragedi Setan (29) : Adam dan Hawa Menggoreng Iblis

Kamis, 25 Oktober 2018

Keyakinan akibat kekenyangan akan memberi kesempatan setan untuk mendiami dan mengendalikan kehidupan batin manusia. Ini merupakan tema yang amat menonjol dalam tulisan para Sufi Persia akhir, terutama Rumi dan 'Attar.

Rumi membuat puisi yang sangat mengagumkan itu ditujukan untuk Iblis, sebagai sebuah gambaran dari hasrat yang sangat suka dengan makanan yang telah memberikan dirinya dengan sepenuh hati pada kesenangan makan,"makanan setan".

Sekali dia betul-betul terjerat dalam hawa nafsu ini, sifat kemuliaan manusianya dan nilai spiritualnya akan hilang. Jiwa yang celaka kemudian merendahkan diri di hadapan guru-jahatnya seperti seorang budak. Penyelesaian masalah dengan berpuasa tidak dapat dilakukan karena "kantung makanan" dari Iblis telah diikatkan ke wajahnya. Sampai saat-saat terakhir ketika suara kematian pada akhirnya muncul dari kerongkongannya, mulutnya terus mengeluarkan bau asam dan pesing dari cuka yang basi, seperti bau mulut Iblis.

Penggambaran dari Rumi terlihat agak aneh. Meski begitu, perubahan tiba-tiba yang terjadi pada pendengar dimaksud sebagai suatu dorongan terhadap perubahan yang positif. Tujuannya untuk mengejutkan orang-orang yang berorientasi seksual agar menarik dirinya dari kubangan lumpur yang diciptakan oleh kehidupan yang hanya diabdikan untuk hawa nafsu seksual yang hina.

Rumi memberikan nasehat : 'Sapihlah jiwa kecil anda dari suatu kejahatan. Setelah itu buatlah persahabatan dengan malaikat.'

'Attar memilih, untuk mediumnya, dongeng mitos tentang pertemuan Iblis dan Al-Khannas dengan Adam dan Hawa, sebuah dongeng yang oleh 'Attar dianggap berasal dari Muhammad Ibnu 'Ali At-Tirmidzi. Cerita yang bersifat mendidik yang telah disusun dengan bagus ini merupakan sebuah upaya yang ambisius untuk menjelaskan dalam istilah-istilah kosmik, perubahan Iblis menjadi bagian yang permanen dalam daging dan aliran darah manusia pada awal penciptaan. Selain itu, mitos itu secara hidup melakonkan hadits tertentu pada pembahasannya tanpa pernah membuat referensi khusus terhadapnya.

Adegan disusun setelah pertentangan Adam dan Hawa dengan Iblis. Adam dan Hawa telah membuat perdamaian dengan Allah dan sibuk dengan tugas-tugas kehidupan sehari-hari. Suatu hari Adam pergi bekerja dan Iblis datang mengunjungi Hawa, dengan membawa serta anaknya yang kecil, Al-Khannas.

Iblis berkata, "Sesuatu yang penting telah terjadi. tolong jagalah anakku sampai aku kembali." Hawa setuju dan Iblis pergi dengan urusannya. Ketika Adam kembali, dia bertanya, "Siapakah ini?" Hawa menjawab, "Ini adalah anak Iblis, dia ditinggalkan agar aku menjaganya."

Adam mencela Hawa, "Mengapa engkau setuju?" Dia menjadi marah, kemudian membunuh anak itu, memotong-motongnya menjadi potongan kecil dan menggantung setiap potongan pada batang sebuah pohon.

Iblis kembali dan bertanya, "Di mana anakku?" Hawa menceritakan semuanya : "Adam telah memotong-motongnya menjadi potongan kecil-kecil dan setiap potongan telah digantung pada batang pohon. Iblis menemui anaknya dan menyambung-nyambungnya kembali. Hidup sekali lagi, dia berdiri di depan Iblis.

Pada waktu yang lain Iblis mendatangi Hawa kembali: "Ini, uruslah dia, ada sesuatu urusan penting yang harus aku lakukan." Hawa menolak. Iblis tetap di belakang Hawa dengan memohon dan meratap sampai Hawa menyetujuinya. Kemudian Iblis pergi dengan urusannya.

Adam kembali dan bertanya pada Hawa,"Siapa ini?" Hawa menceritakan semua kisahnya. Adam memarahinya dan berkata, "Aku tidak tahu rahasia apa yang terjadi dalam kejadian ini. Perintahku engkau tolak, namun permintaan dari musuh Allah engkau terima, dan engkau terpikat oleh kata-katanya!"

Kemudian setelah itu Adam membunuh anak Iblis tadi dan membakarnya. Setengah dari debunya dia sebarkan ke air dan setengah bagian lainnya dia tiupkan ke angin, kemudian dia tinggalkan.

Iblis kembali dan skenario yang sama dilakonkan sekali lagi. Iblis membangkitkan kembali anaknya dari debu-debu dan meminta kepada Hawa untuk menjaga anaknya. Dia (Hawa) menolak, karena dia sekarang takut akan kemarahan Adam. "Dia akan menghancurkan aku!" Hawa menjelaskan kepada Iblis. Namun Iblis dapat menenangkan Hawa, dan dia menyerah. Ia tidak mampu menolak kekuatan Iblis.

Adam kembali, dia marah dan geram. Dia heran berapa lama hal ini akan berlangsung. Karena putus asa, Adam memutuskan untuk menyesalinya. Adam membunuh Khannas dan kemudian menggorengnya. Dia memakan setengah bagian untuk dirinya, dan memberikan setengah bagian lainnya kepada Hawa untuk memakannya.

Ketika Iblis kembali dan menanyakan anaknya, Hawa menceritakan seluruh kejadiannya: "Dia telah membunuhnya dan memasaknya. Aku memakan setengah dan Adam memakan setengah yang lain." Iblis berkata, "Inilah tujuanku sebenarnya, supaya aku dapat masuk ke bagian dalam tubuh manusia! Karena dadanya sekarang telah menjadi tempat kediamanku, maka cita-citaku telah tercapai."

Dongeng ini merupakan sebuah ringkasan dari tema-tema hadits yang kembali kepada teks-teks paling awal: Setan telah membaurkan dirinya di dalam bentuk dari setiap entitas manusia, dan akan terus berbuat demikian. Dan pembauran ini secara mitos muncul dari proses makan. (jss/bersambung)