Biarkan nafas Anda menjadi dalam dan semakin dalam. Ketika benar-benar tertidur, maka nafas Anda menjadi semakin teratur. Inilah cara bernafas yang ideal.
Dalam pranayama (teknik bernafas dalam yoga), bernafas dengan cara ini dapat dilakukan dalam keadaan sadar sepenuhnya. Diawali dengan memasukkan udara ke dalam paru-paru bagian bawah, disusul paru-paru bagian tengah, dan terakhir memenuhi bagian atas.
Walau sepertinya terpisah, proses ini terangkum dalam satu tarikan nafas yang halus. Selain itu yang membedakan dari bernafas dengan cara biasa adalah usaha untuk memenuhi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya.
Sedangkan proses pengeluaran relatif lebih sederhana yaitu menghembuskan udara pelan-pelan melalui lubang hidung hingga tak tersisa udara dalam rongga dada dan perut.
Menghirup dan Menghembuskan
Bernafas dengan cara itu yang disebut bernafas lengkap. Baik menghirup maupun mengeluarkan udara dilakukan untuk memasukkan dan mengeluarkan udara seanyak-banyaknya. Organ-organ pernafasan bergerak seperti akordion, berurutan dan berirama.
Sedangkan gerak diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut) turut membantu dalam menekan bagian bawah paru-paru. Dengan tekanan khusus ini gas-gas buangan yang tertimbun ikut terhembus bersama udara jenuh.
Bernafas dengan cara biasa tak mampu mengeluarkan gas-gas ini. Itulah mengapa tidur membuat badan segar, sebab dalam tidur kita melakukan pernafasan lengkap tanpa kita sadari.
Walaupun tampaknya sederhana, satu pernafasan utuh ternyata mengandung empat tahapan : menghirup udara, jeda setelah menghirup, menghembuskan udara, dan jeda setelah menghembuskan.
Secara sadar kita memang hanya melakukan dua kegiatan utama yaitu menghirup dan menghembuskan udara. Jeda dilakukan di luar kesadaran kita untuk memberi kesiapan bagi organ-organ dan pernafasan untuk bereaksi berlawanan secara cepat.
Normalnya waktu jeda ini hanya sepersekian detik. Namun dalam pranayama, jeda justru menjadi salah satu pusat perhatian. Para yogi menarik manfaat yang besar bagi jiwa dan raga melalui jeda nafas yang panjang dan teratur.
Tahapan Pernafasan
Satu pernafasan lengkap yang utuh mengandung aktivitas :
Menghirup udara dalam bahasa sansekerta disebut puraka. Prosesnya adalah memasukkan udara ke dalam tubuh secara berurutan mulai paru-paru bagian bawah, tengah, hingga atas.
Ibaratnya mengisi gelas dengan air, maka bagian dasar yang terisi lebih dulu hingga penuh. Prinsipnya adalah mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya yang dilakukan dengan halus dan kontinyu. Jika dilakukan terputus-putus, maka manfaat pernafasan lengkap bagi tubuh pun mustahil diperoleh.
Disebut juga jeda kosong. Jeda ini dengan dilakukan untuk mengosongkan paru-paru dan sengaja diperpanjang untuk memberi kesiapan ruang bagi puraka yang baru.
Kemampuan melakukan jeda berbeda bagi tiap-tiap orang. Semakin lama semakin baik. Seorang yogi mampu melakukan jeda nafas selama satu jam. Beberapa dari mereka bahkan mampu bertahan selama berhari-hari.
Hal ini pernah dicoba dengan mengubur seorang yogi hidup-hidup. Mereka bukannya tak bernafas, namun empat tahapan dalam bernafas ini dilakukan dalam waktu yang sangat lama.
Mereka dapat bertahan karena energi yang dilibatkan dalam pernafasan ini sangat kecil sebab kerja otak yang paling rakus memakan energi bisa ditekan hingga batas minimalnya.
Jika Anda ingin mengukur kemampuan Anda, cukup praktekkan keempat tahap bernafas di atas. Hitung dalam hati berapa lama jeda yang mampu Anda lakukan. Jika tubuh Anda kekurangan suplai oksigen, maka dipastikan pernafasan lengkap menjadi tidak sempurna karena dipaksakan.
Hal ini harus dihindari. Salah satu tips yang diturut oleh para yogi adalah mengawali latihan pernafasan dalam dengan pernafasan biasa. Dengan pernafasan biasa, suplai oksigen menjadi normal dan siap untuk melakukan pernafasan lengkap.
Berikut tips untuk melakukan latihan pernafasan :