Mendaki Gunung Penanggungan Yuk, Sambil Menemui 'Mbah Putih'

Ahad, 21 Oktober 2018

Ini soal ngalab berkah. Orang Jawa banyak yang massih percaya itu. Naik Gunung Penanggungan, memasuki Dusun Biting, Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, untuk lelaku di pasarean Narotama.

Narotama adalah seorang patih raja Airlangga dari Kahuripan. Ia dikenal sebagai tokoh sakti yang menyelamatkan raja dari serbuan tentara Wura-Wari.

Airlangga merupakan menantu dari Sri Isyana Tunggawijaya yang juga anak Mpu Sendok. Sejak Medang Kamulan diganti dengan nama Kahuripan, dan kerajaan dipimpin Dharmawangsa (cucu Sri Isyana) tahun 1016 mengalami kehancuran. Kerajaan diserang pasukan Wura-Wuri dari Palembang. Dharmawangsa dan para punggawanya mati.

Namun Erlangga (menantu Dharmawangsa) berhasil melarikan diri bersama Rakyan Narotama ke Gunung Penanggungan. Di daerah ini menyusun kekuatan untuk melakukan balas dendam.

Upaya itu berhasil dengan baik. Raja Wura-Wari bersama pasukannya diusir keluar dari Kerajaan Kahuripan. Atas keberhasilan itu, pada tahun 1019 Erlangga dilantik menjadi raja.

Kerajaan berjalan damai. Setelah mendekati usia tua menjadi seorang pertapa, wilayah kerajaan dibagi menjadi dua. Yaitu Kerajaan Jenggala dengan ibukota Daha dan Kerajaan Panjalu ibukotanya Kediri. Pembagian itu dilakukan Mpu Barada tahun 1041 M.

Kegemilangan itu menempatkan makam Narotama dikeramatkan. Bagi peziarah, sebelum tirakat di makam Narotama terlebih dulu harus melakukan mandi di pemandian Jolotundo agar badan menjadi bersih dan suci.

Suroso (55) penjaga tempat wisata Jolotundo mengatakan, masyarakat masih mempercayai tempat magis ini. Buktinya banyak pejabat yang datang untuk ngalab berkah. Umumnya mereka yang akan mencalonkan jabatan tertentu. “Saat ramai-ramainya pencalonan Bupati, mereka ini banyak yang datang mas, mandi dan nyekar di makam ini," jelasnya.

Lalu apa saja yang menjadi tujuan mereka berziarah di makam ini? Cukup beragam. Ada yang mencari solusi berupa ketenangan batin, penyembuhan penyakit, atau laku spiritual sebagai tuntutan seorang musafir atas perintah Sang Guru. Tapi ada juga yang meminta agar diberi kesuksesan dalam bekerja dan meniti karier (kerja).

Namanya tempat keramat, maka ada satu isyarat jika peziarah akan menemui keberhasilan. Itu bila sudah ditemui harimau putih. Binatang gaib ini diyakini sebagai jelmaan Narotama.

“Kalau tokoh spiritual bertemu Mbah Putih (sebutan harimau gaib itu, red) maka tanda mendapat keberhasilan. Harimau itu adalah jelmaan ilmu Ki Patih Narotama. Ia memang dikenal sakti. Dari kesaktian itulah ia bisa menyelamatkan raja Airlangga dari tentara Wura-Wari dab akhirnya ia diangkat menjadi patih Kahuripan.” jelas Surahmat (54), warga Biting, Seloliman.

Bapak yang hidup bertani dan pencari kayu bakar di hutan ini mengatakan, bahwa harimau itu tidak akan mengganggu peziarah dan pelaku spiritual di tempat ini. Justru macan putih ini sangat bersahabat.

“Kalau Mbah Putih sudah mau bertemu dengan peziarah, maka besar kemungkinan tujuan ngalab berkahnya berhasil dikabulkan Yang Maha Kuasa,” lanjutnya.

Penuturan Surahmat yang dibenarkan oleh Suroso, penjaga wisata candi Jolotundo ini mengaku juga sering bertemu dengan Mbah Putih saat keliling hutan di sekitar wisata Jolotundo.

“Mbah putih justru banyak menolong kami. Kekeramatannya bisa menangkal dari orang-orang yang bermaksud jahat. Daerah wisata ini terasa aman dan nyaman juga sebagai peringatan bagi orang yang berniat jelek. Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti. ( kejahatan akan dikalahkan oleh kebaikan). Kok? Karena mau tidak mau mereka lebih dulu harus berhadapan dengan harimau putih itu,kata Suroso. dan/jss