Tofan Mahdi : Sektor Kelapa Sawit Penyelamat Rupiah

Sabtu, 20 Oktober 2018

BENGKULU-Selain berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, sektor industri kelapa sawit juga berperan besar dalam menahan laju kenaikan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah. Salah satu faktor yang membuat rupiah masih bertahan di level Rp 15.000 per dolar karena peranan sektor sawit yang tidak dapat dinafikan.

Kontribusi sektor sawit terhadap nilai tukar mata uang rupiah ini disampaikan oleh Ketua Divisi Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tofan Mahdi dalam seminar tentang industri kelapa sawit bersama para jurnalis di Bengkulu pada 16 Oktober 2018 lalu.

Menurut Tofan Mahdi, sektor sawit menjadi salah satu penyelamat rupiah. “Nilai tukar rupiah bisa terpuruk mencapai Rp 20.000 per dollar AS bahkan lebih. Salah satu penyelamat rupiah yakni dengan memperkuat ekspor. Termasuk sawit,” katanya.

Sektor sawit menjadi penyumbang devisa terbesar sepanjang tahun 2017. Kondisi ini diprediksi tetap bertahan di tahun 2018 ini.

Selama ini GAPKI mencatat, ekspor minyak sawit masih memiliki pasar baru yang belum digarap dan pasar yang ada perlu ditingkatkan lagi. Yang tidak kalah penting program mandatory biodisel ini diharapkan akan meningkatkan daya serap pasar minyak sawit dalam negeri.

“Kami berharap pemerintah tingkatkan ekspor sawit agar rupiah menguat,” katanya.

Selain itu Tofan juga menyebutkan derasnya isu negatif terhadap sawit. Isu negatif ini beragam mulai dari kerusakan lingkungan hidup, agraria, buruh, termasuk pelanggaran HAM. Akibat isu tersebut dapat melemahkan geliat perekonomian di bidang perkelapasawitan nasional.

Selain itu, dia juga menyoroti derasnya berita palsu dan hoaks seputar bisnis sawit. “Kami harap ada komunikasi antara industri kelapa sawit dengan media massa sehingga hoaks seputar bisnis kelapa sawit dapat ditekan,” tambahnya. jss