Kamasutra India : Lingga dan Yoni Itu Simbol Cinta Kasih
Linggayoni memiliki makna kelamin laki-laki dan perempuan. Itu memang tidak salah. Sebab, dalam pemahaman Kamasutra India, Lingga berarti tanda kelelaki-lakian Dewa Syiwa. Ujudnya berbentuk tiang, dilambangkan sebagai simbol kesuburan. Sedangkan Yoni adalah kemaluan wanita.
Lingga dan yoni tak dapat dipisahkan, karena sudah menjadi satu kesatuan. Sebagai simbol kekerasan dan pelunakan. Lingga akan tumbuh subur apabila bertemu yoni. Ibarat tumbu oleh tutup, ‘curiga dan warangka’. Keris dan sarungnya.
Curiga (keris) yang terhunus akan tampak menakutkan. Tetapi benda tajam itu akan lemas dan tak berdaya apabila sudah tersarung dalam warangkanya.
Linggayoni merupakan perlambang kekuatan dan kesuburan cinta kasih. Lingga memiliki kekuatan yang amat dahsyat. Jika lingga tanpa daya, maka tak akan memiliki semangat. Hidup terasa tak bermakna. Semangat kerja tak bergairah.
Dan jika itu pada wanita, maka tak ada selera. Jiwa pun hampa. Itulah sebabnya, banyak pria berusaha agar kejantanannya tetap perkasa, sehingga mampu bertemu dengan yoninya.
Kamasutra India mencatat, sejak zaman batu, persoalan Linggayoni bukanlah sesuatu yang remeh. Kehidupan manusia tidak lepas dari perpaduan lingga dan yoni. Eksistensi itu dapat dikaji pada stupa-stupa tua.
Disana digambarkan secara jelas dikemas melalui pahatan-pahatan pada dinding-dinding stupa. Lalu dikembangkan oleh para kaum yogis sebagai praktiknya. Realitasnya, semula diperuntukkan pada kaum bangsawan dan kerajaan atau golongan ksatria.
Tetapi, pada perkembangannya menjadi milik semua orang. Merambat mengikuti perkembangan zaman, menjadi seni percintaan yang indah. Pada zaman plastik, persoalan Lingga mengusik pakar seksologi barat untuk melakukan penelitian.
Yang dicari, adalah kekuatan apa yang tersembunyi sehingga yang namanya Lingga dapat menciptakan malapetaka dunia. Dapat menjatuhkan martabat pejabat. Lepasnya nyawa dari raga. Dan, yang paling ringan mengakibatkan berantakannya sebuah rumah tangga. jss