Ekspor Anjlok, Harga Jeblok, Lembaga Riset Ramai-Ramai Revisi Prediksi Harga CPO

Jumat, 12 Oktober 2018

PETALING JAYA-Lembaga riset ramai-ramai merevisi prediksinya tentang harga Crude Palm Oil (CPO) di tahun 2018 ini. Itu karena harga CPO di pasar global terus mengalami penurunan.

CGS-CIMB yang semula memprediksi harga CPO di tahun 2018 ini berada di 2.700 ringgit per ton. Kini merevisinya menjadi 2.320 ringgit per ton.

Lemahnya ekspor menyebabkan stok minyak sawit Malaysia naik ke level tertinggi. Akhir September kemarin stok itu meningkat 1,4% (bulan ke bulan). Akibat itu cadangan minyak sawit mentah Malaysia sudah menjadi 2,54 juta ton.

Stok yang meningkat ini memberi tekanan pada harga. Sampai pekan ini harga itu masih jatuh, berada di kisaran 2.171 ringgit per ton.

Stok yang terus mengalami kenaikan ini jauh dari perkiraan. Juga harga minyak sawit yang tetap rendah. Sebab asumsi para analis sebelumnya mengatakan, bahwa penurunan ekspor itu akan diimbangi oleh harga minyak mentah yang lebih tinggi. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Ekspor turun, harga pun jeblok.

Dalam data CGS-CIMB Research, untuk bulan September terjadi penambahan stok 2% -3% di atas proyeksi. Itu karena ekspor yang lebih rendah dari perkiraan.

"Ditambah dengan ekspor yang rendah untuk 10 hari pertama Oktober, maka harga CPO menjadi negatif dalam waktu dekat," katanya.

Menurut data GS-CIMB, ekspor minyak sawit sebenarnya mengalami kenaikan sangat signifikan. Naik 47% menjadi 1,6 juta ton. Ini merupakan ekspor bulanan tertinggi sepanjang tahun ini.

Kenaikan itu akibat tingginya permintaan dari Uni Eropa, Pakistan dan India.

Namun kenaikan permintaan itu belum banyak dampaknya terhadap stok yang ada. Malah diperkirakan, ke depan, stok minyak sawit itu akan naik 5% menjadi 2,66 juta ton pada akhir Oktober.

Dan mengingat harga rata-rata CPO untuk sembilan bulan pertama tahun ini di bawah ekspektasi, maka institusi ini merevisi perkiraan harga CO dari 2.700 ringgit per ton menjadi RM 2.320 per ton. ts/jss