Tragedi Setan (13) : Malaikat Sujud Dua Kali pada Nabi Adam

Rabu, 10 Oktober 2018

Superioritas yang dipersepsi Iblis dalam dirinya adalah superioritas eksternal. Dia tidak menyadari bahwa dalam pikiran Allah, kemuliaan yang sebenarnya adalah kualitas internal, batin. Suatu kualitas yang sangat berhubungan erat dengan kesempurnaan kepercayaan dan dedikasi makhluk terhadap karya-karya yang baik.

Bahkan dapat diperdebatkan apakah superioritas eksternal yang terlihat ini dipertimbangkan melalui perenungan yang teliti. Walaupun benar, bahwa api dapat menghancurkan tanah liat, namun juga sama pentingnya, bahwa tanah liat adalah suatu komponen penciptaan yang esensial dan dinamis. Apalagi tempat kediaman bagi umat manusia dan sumber kehidupan yang terus-menerus bagi umat manusia juga terbuat dari tanah.

Ibnu Khatir dan At-Tabari selanjutnya mengembangkan argumen ini untuk superioritas tanah liat, dengan menjelaskan suatu analisis komparatif pada kualitas-kualitas tertentu dari tanah liat dan api.

Tanah liat digolongkan dengan kestabilan, kesabaran, ketekunan, kebaikan hati dan sejenisnya. Api, sebaliknya, digolongkan dengan sifat yang tidak teguh atau mudah berubah-ubah, gelisah, mudah menguap atau berubah pikiran, dan tergesa-gesa. Api ini mengakibatkan kerusakan dan kebinasaan. Jadi, kelemahan-kelemahan qiyas Iblis adalah terletak pada kekosongannya. Ini suatu peringatan bagi semua yang akan menempatkan keyakinannya untuk lebih menggunakan pikiran daripada keyakinan terhadap Kehendak Allah.

Suatu penggambaran yang kompleks dari konfrontasi Iblis dengan Adam diliputi dalam beberapa bagian sejarah abad ke-16 yang berbeda-beda dari Ad-Diyarbakri. Penggambaran ini berperan sebagai suatu rangkuman dramatis yang sangat baik dari unsur-unsur yang mengisi perseteruan Iblis dan Adam, karena Ad-Diyarbakri menyelipkan sumber-sumber dari Al-Qur'an dan catatan Hadits ke dalam salah satu struktur literaturnya. Yang juga menarik adalah penggambaran Ad-Diyarbakri tentang Iblis dalm istilah-istilah Kesufian.

Iblis adalah seorang pertapa suci, zahid, yang berjuang dari tingkat yang paling rendah ke tingkat keberadaan tanda-tanda ketuhanan yang paling tinggi.

Sebagai hasil ribuan tahun beribadah, Iblis mencapai kedekatan dengan Singgasana Allah, di mana dia beribadah sebagai salah seorang terpilih yang dekat dengan Allah. Tampaknya tetap tak ada tempat terukur di langit dan di bumi, di mana Iblis tidak bersujud kepada Tuhannya

"Tuhanku, masih tetap adakah suatu tempat di mana aku tidak bersujud?" Dia (Allah) menjawab," Ya, tempat itu berada di bumi. Cepatlah turun ke sana." Iblis turun, dan berkata," Siapakah dia?" Allah menjawab," Itu adalah Adam. Sujudlah kepadanya!" Dia( Iblis) bertanya, "Masih adakah tempat daripada Adam?" Allah menjawab,"Tidak."

Dia (Iblis) berkata,"Jangan perintahkan aku untuk bersujud kepadanya! Engkau lebih menyukai dia daripada aku."

Allah berkata,"Aku adalah Tuhan yang bebas memilih. Aku lakukan apa yang Aku kehendaki. Jangan mempertanyakan apa yang Aku lakukan."

Para malaikat ketakutan ketika mendengar ini. Mereka merasa ngeri dan gemetar. Dikatakan, bahwa Iblis merasa Adam diciptakan dari tanah liat yang berasal dari antara Ta'if dan Mekkah. Iblis menyombongkan dirinya yang lebih agung. Dia memandang rendah kepada Adam karena substansi tanah liatnya.

Dia (Iblis) tidak mau berhadapan dengan Adam. Selain itu dia berpaling darinya dan membelakanginya. Dia tetap berdiri tegak seperti itu sampai para malaikat bersujud. Mereka tetap bersujud sampai seratus tahun, beberapa orang ada yang mengatakan sampai lima ratus tahun. Mereka mengangkat kepalanya dan dia (Iblis) masih tetap berdiri di tempatnya. Dia tidak merasa menyesal atas penolakannya dan tidak juga berubah pikiran untuk mengikuti apa yang dilakukan para malaikat.

Ketika melihat bahwa Iblis tetap membelakangi Adam dan tidak bersujud, mereka (Malaikat) bersujud kembali, untuk kedua kalinya. Saat itu mereka bersujud untuk Allah, sementara sujud yang pertama adalah untuk Adam. Iblis melihat ini namun masih tetap tidak melakukan apa yang dilakukan para malaikat. Inilah bagian dari penolakkan yang diperbuatnya. (jss/bersambung)