Jika ILUC Dipakai Mendiskriminasi Sawit, Malaysia Ancam Balas Uni Eropa

Senin, 08 Oktober 2018

KUALA LUMPUR-Malaysia menunjuk para ahlinya untuk duduk dalam panel Komisi Eropa. Panel ini akan membahas soal Indirect Land Use Change (perubahan penggunaan lahan secara tidak langsung) ILUC. Ini untuk mencegah terjadinya diskriminasi oleh negara-negara Uni Eropa.

Menurut Menteri Industri Primer Teresa Kok, para ahli itu akan duduk di panel ahli Komisi Eropa yang membahas ILUC. Sebab keputusan panel dapat mempengaruhi penggunaan minyak sawit di masa depan sebagai bagian dari campuran biofuel dalam European Renewable Energy Directive (RED) II.

Kata Kok, pihaknya menyambut baik inisiatif Komisi Eropa untuk panel ini. Dengan langkah itu memungkinkan konsultasi dengan produsen minyak sawit, termasuk para ahli minyak sawit Malaysia dalam berbagai prinsip ilmiah dalam ILUC.

“Proses konsultasi ini penting karena kami tidak ingin komoditas kelapa sawit kami didiskriminasikan,” katanya.

“Sebuah panel ahli dari Komisi Eropa akan mengunjungi Malaysia pada akhir bulan ini untuk mengadakan diskusi dengan para ahli Malaysia mengenai masalah ini. Pakar kami akan duduk di panel, ”tambahnya.

Kok mengatakan, sangat penting Panel Ahli Uni Eropa itu mendapatkan laporan langsung tentang praktik pengolahan kelapa sawit Malaysia. Ini agar mereka menghargai kompleksitas dalam menghasilkan minyak sawit berkelanjutan.

Langkah itu positif karena dikhawatirkan Uni Eropa (UE) menggunakan kriteria ILUC untuk membenarkan penghentian bertahap atau pembatasan minyak sawit dalam mandat RED II.

Selama ini ILUC tidak didukung para ahli industri dan akademisi karena prinsip-prinsip yang mendasarinya penuh asumsi yang tidak terbukti.

Menurut Kok, memang, dasar utama mendefinisikan konsep ILUC belum diverifikasi secara universal, bahkan di dalam Uni Eropa sendiri.

Namun negara produsen minyak sawit, diantaranya Malaysia khawatir. Sebab ini dapat menentukan penggunaan minyak sawit di masa depan sebagai bagian dari mandat RED II UE meskipun ada ketidakpastian seputar ILUC.

“Malaysia mau mendengarkan dan berpartisipasi aktif dalam debat tentang ILUC. Namun kami menekankan, ini tidak boleh miring terhadap kelapa sawit dan bahkan tanaman lainnya,” katanya.

"Jika kriteria yang mendefinisikan ILUC tidak didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang diterima dengan baik, Malaysia akan menggunakan berbagai forum internasional dan negosiasi perdagangan untuk mendapatkan hasil yang adil untuk ekspor minyak sawit kami," tambahnya.

Selama kunjungannya di UE, Kok didampingi pejabat dari kementerian, Dewan Minyak Sawit Malaysia, Dewan Sertifikasi Minyak Sawit Malaysia dan Institut Penelitian Hutan Malaysia.

Delegasi itu mengadakan pertemuan dengan Karmenu Vella, Komisaris Eropa untuk Lingkungan, Kelautan dan Perikanan, Direktur Jenderal Lingkungan, Pendidikan, Transportasi dan Energi dari Dewan Uni Eropa, Dr. Jaroslaw Pietras, dan direktur pelaksana (Asia Pasifik) Layanan Aksi Eksternal Eropa, Gunnar Wiegand. ts/jss