Hasil Penelitian UR, Tingkat Literasi Media Petani Perkebunan Riau Masih Rendah

Ahad, 07 Oktober 2018

PEKANBARU - Sejumlah Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Riau melakukan penelitian tingkat literasi media petani perkebunan di Provinsi Riau.

Literasi media merupakan kemampuan seseorang menggunakan teknologi teknologi informasi media pada internet melalui komputer ataupun ponsel pintar.

Salah satu peneliti, Roza Yulida ST, M.Si kepada sawit+.co, Minggu (07/10/2018) mengatakan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana petani perkebunan mampu menggunakan, mencari dan memanfaatkan serta juga berbagi informasi melalui media itu. 

Penelitian dilakukan terhadap 240 petani di empat kabupaten di Riau yakni Rokan Hilir, Pelalawan, Kampar, dan Kuantan Singingi.

Bersama tiga rekan lainnya Rosnita, Eri Sayamar, dan Yulia Andriani, Roza memetakan tingkat literasi media itu menjadi tiga yakni basic, medium, dan advance. Hasilnya mereka menemukan bahwa untuk petani, tingkat literasi medianya masih rendah atau basic.

"Penelitian sudah dilakukan tahun ini dan hampir selesai, umumnya terhadap petani sawit dan karet," ujarnya.

Tingkat literasi media itu, lanjutnya dinilai dari tiga variabel yakni technical skill, critical understanding, dan communicative abilities.

Untuk yang pertama technical skill adalah kemampuan petani menggunakan komputer maupun ponsrl pintarnya. Kemudian juga kemampuan bagimana cari membuka dan mencari situs. Pada variabel ini tingkat literasi petani masih basic.

Kedua, critical understanding variabel untuk mengetahui apakah petani memiliki kemampuan dan perilaku menggunakan media internet. Ini agak baik karena di sebagian tempat terlihat petani punya keinginan mencari informasi tapi belum bisa sendiri.

"Tapi ini masih minta tolong ke anaknya yang sekolah atau kuliah, jadi pada variabel ini levelnya medium atau menengah," ungkapnya.

Kemudian variabel ketiga adalah communicative abilities yakni kemampuan untuk membagikan kembali informasi kepada yang lain. Pada variabel ini juga masih pada level basic.

"Jadi secara umum tingkat literasi media petani perkebunan di Riau masih pada level vasic atau rendah," tegasnya.

Solusinya, kata dia untuk mempercepat pembangunan petani swadaya, memang harus masuk ranah pemanfaatan teknologi. Pasalnya perputaran informasi saat ini sangat cepat dan jika hanya tergantung kepada penyulih yang tak bisa rutin datang, maka akan ketinggalan sekali.

Oleh karena itu, pihaknya tidak hanya melihat petani tapi juga penyuluhnya. Secara umum penyuluh tingkat literasi medianya sudah pada level advance, tapi communicative abilities masih level medium.

"Perlu dimotivasi agar penyuluh tidak hanya memberi materi pada petani tapi juga memberikan pancingan untuk mrmbagi dan mencari informasi valid dimana," tambahnya. Bay