Melongok Pelacuran di Sri Lanka (9) : Cewek Chna dan Thailand Menjadi Pujaan

Sabtu, 06 Oktober 2018

Ternyata pelacuran tumbuh subur di negeri kecil ini. Tak cuma pelacur lokal. Tapi juga pelacur impor. Gadis-gadis Thailand, Philipina, bahkan Rusia membludak. Harganya tak terkait banyak. Dan servis mereka lebih bagus dibanding pelacur lokal.

Perjudian tidak diharamkan di Sri Lanka. Kupon judi semacam togel (toto gelap) di Indonesia, dijual bebas di jalan-jalan. Kupon-kupon judi itu dari kejauhan seperti mainan anak-anak, eh setelah dekat, ternyata mainan untuk orang dewasa.

Beli kupon yang seratus rupee, kalau nomornya cocok, maka dapat 6 ribu rupee. Dan larisnya luar biasa hingga ke pelosok-pelosok daerah. Maklum, perjudian memang legal di negara ini.

Tapi tidak cuma judi ecek-ecek (kecil) yang ada di negeri yang dikuasai mayoritas etnis Sinhala ini. Judi besar seperti casino berkembang pula. Ada puluhan casino dioperasionalkan. Dan omzetnya juga luar biasa, ratusan ribu dolar Amerika per malamnya.

Untuk judi jenis ini, Stardust Club merupakan tempat perjudian casino tertua di Sri Lanka. Ia dulu besar sebelum muncul casino-casino saingan. Tapi sekarang ini casino yang terbesar adalah Balli's. Baik bangunan, fasilitas, servis, dan juga omzetnya. Sedang casino-casino lain, seperti MGM menempati level menengah.

Untuk Stardust, yang bermain di casino ini adalah masyarakat campuran. Ada pemain lokal, juga turis. Tapi untuk casino MGM dan Balli's terbatas untuk orang asing. Setiap penjudi yang datang, ketika sudah membeli koin, maka diberikan servis rokok gratis sesukanya, minuman mahal sesukanya, juga makanan, jika para gambler itu merasa lapar.

Banyak juga pelaut Indonesia yang bermain di casino-casino ini. Pertama sih tujuannya untuk cari gratisan rokok, makan, dan mabuk-mabukan dengan berjudi kecil-kecilan. Namun ketika ada yang sering menang, maka mereka pun menjadi kecanduan.

Dan kalau sedang menang, tidak cuma teman para pelaut Indonesia yang ikut menikmati pesta. Para pelayan casino pun semuanya bersukaria. Sebab mereka mendapat tips yang luar biasa besar.

Itulah sebabnya, jika para pelaut Indonesia masuk casino-casino itu, maka semua pelayan casino mendoakan menang. Sayang, ternyata akhirnya banyak yang kalah.

Tapi karena keasyikan, maka kendati sering kalah tetap diteruskan. Ada banyak pelaut kita yang uang gajinya habis di meja bundar dengan angka-angka yang diputar itu. Malah banyak pula gaji setahun sudah tandas sebelum diterima. (bersambung/Djoko Su'ud Sukahar)