Konsumsi Minyak Sawit China dan India Naik

Sabtu, 06 Oktober 2018

JAKARTA-Konsumsi minyak sawit mentah di China dan India terus meningkat. Itu seiring dengan kebutuhan yang bertambah.

Sepanjang Agustus 2018, India tercatat sebagai negara paling tinggi dalam konsumsi minyak sawit. Negeri Taj Mahal itu mengkonsumsi minyak sawit sebesar 823 ribu ton.

“Jumlah ini meningkat 26% dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sarjono di Jakarta.

Jumlah permintaan ini merupakan rekor tertinggi selama Indonesia dan India bekerjasama di sektor minyak sawit. Tingginya permintaan India terhadap minyak sawit itu dipengaruhi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

“Kondisi ini memberi peluang pada minyak sawit untuk mengganti minyak kedelai dan minyak nabati lain yang dikonsumsi India. Ini peluang minyak sawit menggantikan minyak kedelai dan minyak bunga matahari,” katanya.

Di bulan Juni lalu, India menaikkan tarif bea masuk impor crude and refined products kedelai, bunga matahari, kacang tanah, dan rapeseed masing-masing sebesar 35% untuk refined products dan 45% untuk crude grades.

Selain India, China juga mencatat pertumbuhan permintaan yang cukup tinggi yakni 25% dibandingkan sebelumnya. Sedangkan peningkatan impor CPO dan produk turunannya juga dibukukan Amerika Serikat sebesar 64%, dan negara-negara di Afrika 19% serta Pakistan 7%.

Namun di saat beberapa negara mencatat kenaikan impor minyak sawit (CPO), justru impor minyak sawit ke Eropa menurun. Uni Eropa mencatatkan penurunan impor CPO dan produk turunannya sebanyak 10% dan diikuti Bangladesh sebesar 62%.

Penurunan permintaan negara-negara di Uni Eropa terjadi karena masih tingginya stok minyak rapeseed dan minyak bunga matahari. “Sementara Bangladesh mengalami penurunan yang drastis karena pada bulan sebelumnya telah melakukan impor yang tinggi sehingga stok menumpuk,” tambahnya.