Tragedi Setan (8) : Ini Mistik Azazil Dari Jin Zahid

Jumat, 05 Oktober 2018

Jauh sudah perdebatan panjang namun tidak meyakinkan tentang sifat Iblis itu. Karya-karya yang dihasilkan berdasar penelitian itu secara terus-menerus dipelajari. Dan akhirnya muncullah perhatian lain dalam kajian selanjutnya. Utamanya dalam risalah sejarah dari penulis abad keenambelas, yaitu Ad-Diyarbakri yang wafat tahun 1574 Masehi.

Dalam karya itu tak ada lagi penekanan yang terfokus pada keagungan dan kekuasaan kosmik Iblis. Iblis bukan hanya penjaga dari penyimpanan kekayaan surga, penguasa langit dan bumi, tetapi dia juga merupakan penyembah yang berpengalaman dan pengabdi yang rajin untuk mencapai penyatuan dengan Allah.

Dua mitos yang dikemukakan Ad-Diyarbakri menggambarkan kehidupan awal Iblis berkenaan dengan peralihannya. Dari derajat eksistensi kosmik yang paling rendah sampai ke derajat yang paling tinggi. Penjelasan dari tahap-tahap yang berbeda ini dalam kehidupannya mewakili suatu gambaran kiasan dari Jalan Sufi.

Dalam mitos pertama, Allah menciptakan Iblis dan menempatkan dirinya di bawah bumi ketujuh. Dia berkembang dari bumi ketujuh sampai bumi pertama hanya dengan beberapa ratus tahun beribadah yang tak henti-henti. Namun, perjalanannya belumlah sempurna. Dari bumi pertama naik ke langit pertama, sama'ad-dunya, yang kemudian ditemukannya enam langit lain yang harus dilewati.

Iblis memerlukan ribuan tahun ibadah lagi untuk mencapai kesempurnaan. Yang pada akhirnya, dalam mitos ini, perjalanannya yang sukar itu kemudian menemukan hasil. Terlihat Singgasana Allah, dan terpenuhi kehidupan mistiknya.

Mitos kedua tentang kenaikan ini disebutkan berasal dari kesempurnaan batin Iblis yang sangat keras. Setelah jin diciptakan Allah, kemudian ditempatkan di bumi. Dimana hasrat dan hawa nafsu menguasai makhluk ini, dan mereka menghasilkan keturunan. Jin dan keturunannya adalah makhluk yang bersifat tamak, iri hati dan suka berperang. Kehidupannya disibukkan dengan mencari hal-hal yang dilarang.

Allah dengan kasih sayang-Nya mengirimkan para utusan dan nabi-nabiNya, dengan harapan dapat mengubah mereka dari keburukan. Tetapi jin menolak. Dan diantara sekian banyak jin yang berdosa itu hiduplah seorang jin pertapa (zahid) yang bernama 'Azazil.

Karena tidak mampu bertahan dalam kerusakan bangsanya, dia pindah ke langit yang tinggi. Disinilah dia bertapa di pertapaannya. Ia terpisah dari kejahatan dunia, dan dia menghabiskan hidupnya untuk menyembah kepada Allah Yang Maha Esa.

Tak lama kemudian para malaikat dari langit pertama melihatnya. Mereka memohon kepada Allah Sang Penguasa untuk menaikkan 'Azazil ke dalam sama'ad-dunya. Allah kemudian meluluskan permohonan malaikat itu, dan menaikkan 'Azazil. Dan jin pertapa ini terus beribadah. Ibadahnya jauh lebih tekun daripada sesama penghuni langit pertama.

Para malaikat dari langit kedua sangat mengagumi kesucian 'Azazil. Dan kembali mereka memohon pada Allah, agar 'Azazil berpindah dari langit ke langit. Allah pun mengabulkan, menaikkannya ke dalam SinggasanaNya sendiri. (jss/bersambung)