Candi Borobudur Itu Dibangun Raja Samaratungga

Rabu, 03 Oktober 2018

Kekuatan candi yang telah menjadi milik dunia ini memang sebesar dan seagung bangunannya. Berjarak sekitar 1,5 km dari Candi Pawon, Borobudur seolah menebar getarannya dari jarak yang sangat jauh sekalipun.

Menurut sejarah, candi ini dibangun pada abad kedelapan oleh dinasti Syailendra. Raja pertamanya bernama Indra, disusul Samaratungga, dan Pramodawardani. Pada masa kekuasaan Samaratungga candi ini dibangun.

Masa pembangunannya sangat lama dan melibatkan seluruh rakyat negeri itu. Konon, perjalanan mengambil batu kali dari Sungai Elo dan Progo menuju lokasi pembangunan candi sangat berbahaya. Tak sedikit nyawa pekerja melayang kala mengangkut batu kali. Itulah mengapa sungai dianggap keramat.

Setelah kejadian ini raja memerintahkan untuk melakukan tugas ini dengan cara semutan. Ribuan pekerja dikerahkan untuk berjajar dari sungai hingga ke lokasi candi. Batu dari kali dialirkan terus kepada orang di sebelahnya hingga mencapai tujuan. Cara ini masih digunakan hingga saat ini.

Awalnya, candi ini bernama Bhumisam-Bharabudara yang berarti ‘puncak kebaikan bagi Sang Buddha’. Menjadi nama Borobudur yang dikenal saat ini dianggap hasil dari kebiasaan lidah Jawa yang gemar menyingkat perkataan.

Namun anggapan ini tidak benar karena nama Borobudur sengaja diberikan sebagai sebutan. Borobudur berasal dari kata boro budo ing dhuwur yang berarti ‘bekerja keras untuk menempatkan Sang Buddha di tempat tertinggi’.

Bangunan Borobudur terbagi menjadi tiga tingkatan. Tingkatan ini juga menggambarkan grade manusia. Tingkatan terendah dinamakan kamadhatu yang berarti unsur nafsu.

Tingkat ini berisikan unsur nafsu kehidupan duniawi seperti pembunuhan, mengejar kekayaan dan kekuasaan, aborsi, dan penyelewengan lain terhadap nilai-nilai keluhuran.

Nilai-nilai ini tergambar pada relief atau ukiran pada dinding candi yang berjumlah sekitar 1300 lukisan dan terbentang sepanjang 2,5 km.

Gambar-gambar ini menimbulkan rasa ngeri karena berkisah tentang kerusakan moral manusia yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran bumi beserta isinya.

Tingkat kedua disebut rupadhatu atau unsur wujud. Pada tingkat ini relief candi bercerita tentang perjalanan Buddha Gautama mulai dari kehidupan istananya di mana ia menyaksikan kesulitan-kesulitan hidup hingga akhirnya bersamadi di bawah pohon Bodhi.

Kemudian dia menyampaikan amanat untuk pertama kalinya di Benares, India. Pada tingkat ini khususnya diceritakan tentang kehadiran Buddha yang kelima, Maitreya dan umumnya berisi ajaran tentang nilai-nilai keluhuran.

Tingkatan tertinggi disebut arupadhatu atau unsur tak berwujud. Pada tingkat ini terdapat 72 buah patung dan satu patung induk. Patung induk ini serupa dengan patung Buddha pada Candi Mendut, hanya saja ia memiliki nama Kuntobimo.

Konon, patung ini dinamakan demikian untuk menghormati Kuntobimo yang memimpin pembangunan Candi Borobudur. Kepercayaan yang masih dipegang teguh hingga kini ialah, patung Kuntobimo memiliki kekuatan mistis yang luar biasa.

Karenanya bagi pengunjung pria disarankan untuk menyentuh tangan patung sambil menyebutkan harapannya, sementara wanita menyentuh kakinya. Jika ini dilakukan, harapan tersebut akan menjadi kenyataan.

Tentu saja menyentuh tangan dan kaki Kuntobimo memang tidak mudah. Jika gagal, disarankan untuk mencoba lagi. Kebiasaan ini berlanjut hingga sekarang. Bahkan, tak jarang beberapa tokoh terkenal tampak mengunjungi candi ini sembari menyempatkan untuk menyentuh tangan atau kaki Kuntobimo. izma/jss