Pola Cerita Rakyat, Itu Batik Khas Cirebon

Selasa, 02 Oktober 2018

Batik merupakan identitas busana khas Indonesia. Sekilas motif batik seperti sama saja. Bermotif ukir dan berwarna netral seperti coklat, hitam, atau putih. Itu motif klasik yang banyak diburu.

Namun mari kita menuju Kota Cirebon. Di kota ini, terdapat sebuah desa yang tenteram dan makmur. Ketenteraman ini diperoleh karena sebagian besar penduduk desa ini tergolong religius dan menjadi pengikut salah satu tarekat agama Islam.

Sedangkan kemakmuran desa berasal dari hasil kerajinan khas warga yang tinggal di desa ini. Desa itu bernama Trusmi, dan kerajinan khas desa ini adalah batik Cirebon. Batik yang kondang hingga ke negara manca.

Bagi orang awam, batik Cirebonan ini gampang dibedakan dari batik-batik lainnya seperti batik Yogya, Solo, dan Pekalongan. Meski terdiri dari berbagai jenis dan corak, batik klasik Jawa Tengah ini dapat dikenali lewat tarikan motifnya yang cenderung sama, yaitu pengulangan gaya tanpa mengangkat objek yang lebih konkret.

Misalnya binatang atau peristiwa itu diulang-ulang, dengan pilihan warna yang cenderung monoton. Ya, batik klasik memang identik dengan warna natural sehingga mudah dipasangkan dengan corak kebaya.

Meski sama halusnya, batik Cirebonan ternyata beda. Tak perlu menjadi pengamat batik profesional untuk menemukan perbedaan di antara keduanya.

Batik Cirebonan atau Trusmi ini lebih bebas dalam menuangkan gagasan seni ke atas kain lewat tinta dalam canting. Corak dan motif yang khas Kacirebonan, misalnya tampak pada banyaknya cerita rakyat Cirebon yang dituangkan dalam kain.

Selain itu, ada banyak pula yang menampilkan kekayaan alam Cirebon. Makanya, tak sulit bagi Anda melacak jejak halus pembatik tradisional dalam kain seperti lukisan Gua Sunyaragi, Singa Wadas atau Paksi Nagaliman.

Dari sekian banyak motif, yang paling terkenal adalah Singa Wadas dan Mega Mendung. Motif Singa Wadas adalah kebanggaan rakyat Cirebon dan dipilih sebagai motif batik resmi Keraton Kasepuhan.

Selain khas, karena tak akan dijumpai di daerah pengrajin batik lainnya, motif ini juga mengangkat kisah singa barong yang menjadi kendaraan Keraton Kasepuhan.

Warna yang ditampilkan dalam motif singa wadas ini menampilkan kombinasi hitam, coklat, dan krem. Bahkan kebanyakan masyarakat setempat mengeramatkan motif tersebut.

Motif lain yang juga terkenal adalah motif mega mendung. Keunikannya terletak pada ornamen yang rumit. Berbeda dengan Singa Wadas yang tampak gagah dan berwibawa, motif mega mendung terkesan anggun dan mewah. Apalagi dengan gradasi warna putih dan coklat yang detil. Motif mega mendung tergolong laris di pasaran, khususnya bagi kalangan atas. Iz/jss