Riau Deflasi 0,26 Persen Akibat Harga Ayam Bras Turun Drastis

Senin, 01 Oktober 2018

PEKANBARU - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau merilis indeks harga konsumen bulan September lalu. Dalam laporannya BPS menyampaikan Riau mengalami deflasi 0,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 135,14. 

Meski begitu Tahun Januari--September 2018 masih inflasi 1,28 persen, dan Year on Year (September 2018 terhadap September 2017 juga inflasi 2,45 persen.

Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom mengatakan data tersebut dari tiga kota IHK di Provinsi Riau. Semuanya mengalami deflasi, yakni Pekanbaru 0,21 persen, Dumai 0,26 persen, dan Tembilahan 0,75 persen.

"Deflasi Riau September 2018 terjadi karena adanya penurunan harga  pada dua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,60 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen," katanya, Senin (01/10/2018)

Sementara lima kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas 0,53 persen, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,19 persen, kelompok sandang 0,17 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,08 persen.

Dari kelompok bahan makanan, tujuh subkelompok mengalami  deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 7,31 persen, diikuti subkelompok sayur-sayuran sebesar 3,60 persen, ikan diawetkan sebesar 1,31 persen, subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 1,00 persen, subkelompok ikan segar sebesar 0,79 persen, subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,50 persen, dan subkelompok buah-buahan sebesar 0,33 persen. 

"Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: daging ayam ras dengan andil sebesar 0,21 persen, bawang merah dengan andil  sebesar 0,09 persen, telur ayam ras dan petai dengan andil masing-masing sebesar 0,03 persen, ketimun, buncis dan ayam hidup dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen, dan lain sebagainya," ungkapnya. Bay