Tragedi Kapal Titanic (3-Habis) : Titanian Hampir Mengikuti Jejak Titanic

Senin, 01 Oktober 2018

Pada suatu hari di bulan April 1935, seorang pelaut bernama William Reeves sedang mengemudikan kapalnya dari Tyneside ke Kanada. Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, gambaran tragedi Titanic membayang jelas di benaknya.

Reeves makin terperanjat ketika teringat hari itu adalah 14 April 1912, tanggal naas Titanic sekaligus hari ultahnya sendiri. Apalagi ia menamai kapalnya dengan nama Titanian. Reeves ketakutan dan kian panik.

Di tengah kegalauannya itu ia berteriak-teriak seperti kesetanan, meminta agar kapal dihentikan. Untung, teriakan Reeves didengar para rekannya yang segera berusaha menghentikan kapal.

Ketika kapal telah benar-benar berhenti, seluruh awak kapal tercengang beberapa saat. Tepat di depan kapal mereka tampak sebuah gunung es yang cukup besar. Cukup kuat pula untuk menghancurkan Kapal Reeves.

Menurut pengakuan pengamat dan kru kapal lainnya, mereka pasti dapat melihat gunung es itu dari kejauhan. Padahal, sepanjang malam mereka berjaga dan mendapati permukaan laut tenang dan bersih, tanpa secuil pun gunung es. Kecerobohan petugas atau akibat kekeramatan tanggal 14 April 1912 ?

Pada tahun 1995, dua orang peneliti bernama Robin Gardiner dan Dan Van der Vat merangkum teori baru mereka dalam the Riddle of the Titanic (teka-teki Titanic) yang menyatakan, bahwa kapal yang tenggelam pada hari naas 14 April 1912 itu bukanlah Titanic, melainkan Olypic, kapal kembaran Titanic yang sengaja diciptakan.

Penggantian ini semata-mata karena kekhawatiran pemilik dan mengelabui perusahan dimana Titanic diasuransikan. Teori baru ini punya banyak pendukung. Tetapi seperti Titanic, berlahan-lahan tenggelam dan tidak muncul lagi dalam pemberitaan. (jss/Habis)