Tragedi Setan (1) : Akibar Adam dan Hawa Tergoda

Kamis, 27 September 2018

Tak ada yang tak kenal Iblis, jin, atau setan. Makhluk yang diciptakan Allah dari api ini paling disingkiri manusia. Dia selalu menggoda untuk berbuat tercela. Dan dia pula yang tak istirah mengajak manusia ke jalan yang dilaknat Allah.

Posisi iblis, setan serta jin itu bermula dari pembangkangannya, saat disuruh sujut pada manusia yang diciptakan Allah hanya dari tanah liat. Ia dikutuk Allah untuk menjadi penghuni neraka.

Tetapi mereka diberi hak oleh Allah untuk menggoda manusia. Tapi siapakah sebenarnya iblis, setan atau jin itu? Benarkah ia hanya menggoda melalui kejelekan?

Tulisan ini berdasar analisis kritis Peter J. Awn, penulis Satan's Tragedy and Redemption yang sangat layak dibaca, dan berfaedah untuk direnungkan.

Penulis ini dengan cemerlang akhirnya punya kesimpulan tentang setan. Katanya, setan itu kasihan. Sekalipun bertobat, tetap saja dia masuk neraka. Ironinya, kalau manusia mengasihani setan, hakekatnya dia sudah digoda setan.

Inilah tulisan bersambung yang didasarkan pada bukunya yang sangat terkenal itu. Buku ini juga pernah diterjemahkan dan diterbitkan Penerbit Bentang Budaya, Jogyakarta.

Agama Islam didasarkan pada Firman Allah yang diwahyukan, yaitu Al-Qur'an. Dalam kitab suci inilah sumber dari seluruh kesalehan Muslim, orang-orang yang beriman. Dalam kitab ini ditemukan, barangkali untuk pertama kalinya, figur setan menurut Islam, yaitu Iblis.

Dalam kitab ini Iblis disebutkan dalam sembilan kejadian khusus. Sebagian besar berhubungan dengan dua kejadian penting, yaitu konfrontasi Iblis dengan Adam yang baru saja diciptakan.

Itu yang mengakibatkan kutukan terhadap Iblis. Dan itu pula pembalasan Iblis terhadap umat manusia, yang bermula dari penggodaan Adam dan Hawa.

Gambaran majemuk dari mitos-mitos ini, baik seperti yang terlihat secara keseluruhan atau hanya dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an, akan mengandung unsur-unsur sebagai berikut.

Allah menciptakan Adam dari tanah liat dan meniupkan ke dalamnya sebagian roh-Nya. Setelah itu Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapan makhluk ciptaan-Nya yang unik ini.

Semua mematuhi, kecuali Iblis. Dia percaya, bahwa esensi dirinya yang terbuat dari api lebih tinggi derajatnya. Itu jauh di atas manusia, suatu makhluk yang hanya tercipta dari tanah liat.

Akibat dari penolakan ini Iblis dikutuk Allah. Ia diusir dari surga. Dia kemudian menjadi sasaran kekhawatiran dan ejekan, ‘Setan yang Terkutuk’.

Namun begitu, Iblis tidak berhenti begitu saja. Dia memohon kelonggaran hukumannya kepada Allah, agar dapat menjadi penggoda manusia. Menguji manusia untuk menemukan Tuhan yang sebenarnya.

Permintaan Iblis ini dikabulkan. Namun demikian, tak semua manusia bisa digoda. Iblis tidak dapat menggoyahkan manusia, laki atau perempuan yang beriman, untuk dijerumuskan berbuat dosa. Kendati Iblis memiliki kekuasaan untuk merayunya, tetapi makhluk ini tidak untuk memaksa.

Adam dan Hawa adalah yang pertama menjadi korban tipu muslihat Iblis. Setelah menciptakan Adam dan Hawa, Allah menempatkan mereka di dalam surga. Allah memberikan banyak kesenangan pada keduanya. Allah hanya melarang Adam dan Hawa mendekati sebuah pohon.

Namun Iblis datang dengan ‘bisikan’ setannya (waswasa). Ia menjanjikan Adam dan Hawa status kemalaikatan, kehidupan yang kekal, jika mereka memakan buah dari pohon yang tak boleh didekati itu.

Ketika mereka memakan pohon yang terlarang itu, tiba-tiba aurat Adam dan Hawa menjadi kelihatan. Dengan rasa malu, mereka cepat-cepat membuat pakaian untuk menutupi auratnya dengan daun-daun pohon itu. (jss/bersambung)