Togar : Perang Dagang AS-China Tidak Signifikan Bagi Sawit

Jumat, 21 September 2018

PEKANBARU-Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China semakin berkobar. Jika sebelumnya hanya saling mengancam, mulai Senin (24 September 2018) nanti akan direalisasi. Adakah pengaruhnya terhadap minyak sawit mentah yang Indonesia adalah produsen terbesarnya?

Menurut Togar Sitanggang, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Pusat, perang dagang itu tidak signifikan bagi kelapa sawit. Kendati ‘perang’ itu sempat membuat harga minyak sawit mentah dunia menjadi roller coaster, harganya gonjang-ganjing.

“Kenapa saya katakan tidak signifikan, sebab antara minyak sawit dan minyak kedelai itu beda. Minyak sawit untuk berbagai kebutuhan dari minyak goreng sampai biodesel, sedang minyak kedelai untuk diperas dijadikan pakan ternak. Jadi beda betul,” katanya pada Sawitplus.co sebelum berangkat ke Prancis.

Namun diakuinya, sebagai negara besar, dua raksasa dunia, maka yang terjadi pada China dan Amerika Serikat akan berdampak terhadap ekonomi global. “Dan dampak itu yang ikut mempengaruhi harga minyak sawit mentah dunia,” tambahnya.

Ketika ditanya apa yang akan dilakukan China untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya yang selama ini dipasok Amerika Serikat, maka Togar menyebut, bahwa kemungkinan China akan memenuhi kebutuhan itu dari negara-negara Amerika Selatan.

“Bisa China mengambil dari Argentina atau Brasil yang juga memproduksi kedelai yang luar biasa,” katanya. jss