Jangan Mendaki Puncak Rinjani Lewat Senaru

Senin, 17 September 2018

Jangan lewat Jalur Senaru untuk mendaki Gunung Rinjani. Apalagi pasca gempa. Selain medannya berat dan berbahaya, ini juga merupakan bukit yang berbeda dengan Segara Anak, Gunung Barujari, serta Gunung Rinjani.

Sebab ujung dari Jalur Senaru adalah Puncak Sangkareang. Memang puncak ini sangat indah. Kita seperti hidup di awang-awang yang bebas mengarahkan mata untuk memandang kemana saja. Kita juga ada di antara bunga Edelweys yang tumbuh subur.

Namun jika meneruskan pendakian menuju Segara Anak, Puncak Rinjani atau Gunung Barujari, maka pendaki harus menyeberang jurang. Merayap di tebing yang curam itu. Melakukan rock climbing untuk menggapai bukit yang lain.

Dan taruhannya nyawa. Sebab kita harus melangkahi jurang yang dalamnya ratusan meter itu. Jika terpeleset, tak terbayangkan apa jadinya. Selain mati, untuk mengevakuasi jasad korban juga akan mengalami kesulitan karena saking curamnya.

Pintu pendakian menuju Gunung Rinjani memang hanya ada dua yang diizinkan. Itu agar ketika terjadi erupsi seperti baru-baru ini mudah untuk evakuasi. Sebab selain banyak ‘jalur tikus’, jalur Torean juga amat-amat berbahaya.

Dua jalur ‘resmi’ itu juga perlu disosialisasikan pada para pendaki atau travel wisata yang menjual obyek ini. Jika tidak, maka selain bahaya, juga banyak pelancong yang akan kecewa.

Jalur yang paling aman adalah Sembalun Lawang. Tidak banyak tantangan bagi yang phisiknya kuat. Waktu tempuhnya memang agak lama, tetapi ruang untuk istirahat dan medannya relatif aman.

Tapi tidak demikian dengan Jalur Senaru. Jalur ini terus menanjak dengan medan berat yang menguras tenaga. Ditambah ‘tempat pijak’ yang dipasang dengan kayu-kayu, membuat langkah semakin berat.

Memang benar, maksudnya mungkin agar tidak licin. Tapi langkah tiap pendaki yang berbeda, membuat ‘tempat pijak’ itu benar-benar menyiksa selama pendakian.

Sedang pos sederhana yang disiapkan sangat membantu untuk sekadar istirahat barang sejenak, selain untuk mengisi perbekalan air yang setelah Pos III tidak ditemukan sumber air lagi. jss