Gulat Manurung : NGO Punya Peran Vital Bagi Perkebunan Sawit

Ahad, 16 September 2018

PEKANBARU-Banyaknya LSM/NGO dilibatkan dalam seminar sawit nasional yang bertema “Kolaborasi dan Sinergi Dalam Mewujudkan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat yang Berkelanjutan” membuat banyak pihak ketar-ketir. Sebab selama ini, LSM yang sering mengkritisi.

Namun Gulat Manurung, Ketua DPW Apkasindo Provinsi Riau mengatakan, bahwa sikap kritis itu juga penting. “Agar kita ada kontrol, kita tahu mana yang belum berjalan baik, dan kita bisa memperbaiki kekurangan,” katanya pada Sawitplus.co.

Menurutnya, acara yang digelar di Prime Hotel selama dua hari, Senin dan Selasa (17-18 September 2018) itu dilambari oleh kenyataan, bahwa petani sawit masih dituduh turut terlibat dalam degradasi lahan di Indonesia.

Isu lainnya, kapasitas perkebun, kelembagaan, lahan dan kawasan juga menjadi bahan perdebatan terkait keberlanjutan budidaya sawit di Indonesia.

Nah beragam tantangan ini semakin menyudutkan pekebun rakyat pada posisi tawar yang sangat rendah. Beragamnya dinamika dan interaksi yang terlibat dalam perkebunan rakyat menuntut kolaborasi dan sinergi aktif dari semua pihak yang terkait,” tambahnya.

Salah satu pihak itu adalah Non-Governmental Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dimana program dan kegiatan NGO bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Untuk itu, dalam konteks ini, NGO memiliki peran yang sangat vital dalam mewujudkan perkebunan kelapa sawit rakyat yang berkelanjutan. Sampai saat ini sudah banyak NGO yang melakukan program terkait perkebunan kelapa sawit rakyat yang berkelanjutan dengan sumber dana dari dalam dan luar negeri,” ungkapnya.

Menyadari hal itu, maka Apkasindo sebagai wadah para pekebun kelapa sawit di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2000, dan mempunyai kepengurusan di 22 Provinsi dan 140 Kabupaten, melakukan silaturahmi pada Koalisi Rakyat Riau yang mewadahi berbagai NGO di Provinsi Riau.

“Hasilnya, kita duduk bareng dalam seminar ini untuk mencari solusi terbaik bagi bangsa dan bagi rakyat, untuk kesejahteraan petani sawit kita. Ingat loh Indonesia itu eksportir terbesar sawit dunia, menyumbang devisa di atas Rp 300 triliun,” tambahnya pada Sawitplus.co. jss