Terlibat Perang Dagang, Petani Kedelai AS Disubsidi Rp 7 Triliun

Senin, 10 September 2018

PEKANBARU-Amerika Serikat (AS) mensubsidi petani kedelainya. Itu sebagai bagian dari perlindungan Negeri Paman Sam ini terhadap dampak dari perang dagang dengan China yang belum kunjung mereda.

Selain petani kedelai, petani lain yang diasumsikan terdampak akibat perang dagang China-AS ini juga mendapatkan kucuran dana. Tak tanggung-tanggung, Donald Trump menyediakan dana sekitar USD 6 miliar untuk itu, setara dengan Rp 87 triliun.

Menurut Departemen Pertanian AS, pihaknya diberi kewenangan untuk menyediakan dana sekitar USD 12 miliar untuk bantuan industri pertanian. Tetapi untuk awalnya ini akan disalurkan USD 4,7 miliarkepada produsen pertanian tujuh komoditas, serta USD 1,2 miliar untuk komoditas tertentu.

Sebagai negara penghasil kedelai, dana yang disiapkan untuk melindungi petani ini adalah yang paling besar. Hampir USD 4,7 miliar (setara Rp 7 triliun) dialokasikan untuk membayar produsen kedelai, selain podusen kapas, susu, babi dan gandum.

Departemen Pertanian yang sudah melakukan mitigasi sejak 24 Juli 2018 itu telah melakukan langkah antisipasif perang dagang ini sejak 4 September 2018 kemarin.

"Kami tahu, bahwa pertanian akan menjadi ujung tombak jika negara lain memutuskan untuk membalas," ujar Sekretaris Departemen Pertanian AS Sonny Perdue.

Khusus untuk kedelai yang menjadi komoditas paling terdampak perang dagang ini, AS mengucurkan dana hingga USD 3,6 miliar. Sedang untuk subsidi daging babi USD 290 juta, untuk kapas sekitar USD 277 juta, untuk gandum USD 156 juta, untuk susu USD 127 juta, dan untuk jagung USD 96 juta. ass/jss