Ruwatan Sudamala (3) :Hyang Narada Turun ke Bumi

Senin, 03 September 2018

Sejenak kita tinggalkan Raden Sadewa yang akan dimangsa Ranini. Kini kisah beralih ke Marcapada. Tragedi yang bakal menimpa Raden Sadewa telah membuat para dewa di kahyangan geger. Tak terkecuali Hyang Narada.

Saat itu Hyang Narada sedang melanglang buana. Ia terpana ketika melihat ke bumi. Di negeri manusia itu sedang terlihat sesuatu. Sinar keputihan memancar dengan terang, dan membungkus tubuh seseorang.

Hyang Narada pun berhenti. Matanya menatap tajam ke bawah, berusaha mengenali sinar yang terang benderang itu. Namun sejauh itu ia masih belum melihat jelas, tubuh siapakah yang terbungkus sinar itu. "Apakah gerangan itu?"

Pertanyaan itu timbul di dalam hati Hyang Narada. Ia sangat takjub melihat cahaya gemerlap yang sambung-menyambung. Dan ketika Hyang Narada sudah mendekat bumi, kini ia melihat, bahwa manusia yang tubuhnya terbungkus sinar itu adalah Raden Sadewa. Ia ada dalam bahaya, karena diancam maut.

"Wah, bagaimana ini? Jika Sadewa mati, maka tak bisa tidak, sesuai dengan perjanjian, semua Pandawa akan musnah. Bukankah mereka telah berjanji, mati satu mati semua."

Hyang Narada pun bergegas kembali ke istana para dewa. Ia berkata sendiri dengan nada panik. "Pasti mati nanti Sadewa ini. Baiknya aku beritahu Hyang Madewa. Ya, ya Hyang hendaknya kuberi tahu."

Hyang Narada terbang bak kilat. Ia naik ke sorga. Menuju wilayah indah itu, dimana Hyang Madewa berada. Ketika bertemu, mereka pun bercakap-cakap dengan serius. Hyang Madewa berkata: "Selamat datang Tuan, mengapa Tuan tampak tergesa-gesa, berilah tahu hamba karena hamba merasa khawatir."

Hyang Narada berkata: "Hamba beritahu, bahwa Sadewa kini mengibakan. Ia mendapat kecelakaan di Setra. Pasti ia takkan hidup lagi."

Mereka berdua lalu diam. Tak ada yang mengeluarkan kata-kata. Hyang Madewa menangis . Ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Sebab mereka tak berani merebut Raden Sadewa dari tangan Ranini. Itu tentu akan sia-sia.

Untuk itu, kini Maha Hyang Madewa dan Hyang Narada masuk ke dalam istana. Mereka ingin menyampaikan kabar duka itu pada Hyang Guru.

Saat keduanya bertemu Hyang Guru, raja para dewa ini sedang dihadap para dewa. Hyang Madewa berkata sambil menyembah. Mereka memberitahu segala persoalan yang sedang terjadi di dunia.

Setelah selesai menuturkan peristiwa antara Raden Sadewa dengan Ranini, Hyang Guru pun berkata: "Kalau begitu aku akan merebutnya. Siapa lagi yang akan merebut, jika tak sama-sama dewa. Kasihan si Sadewa itu. Baiklah, aku saja yang merebutnya sekarang juga," katanya.

Hyang Guru kini turun ke dunia manusia. Ia masuk ke Setra Gondomayit, dan menemui Sadewa. Berkatalah Hyang Guru itu. "Sadewa, jangan kamu khawatir. Lepaskanlah Hyang Huma. Caranya, aku akan masuk ke dalam badanmu." Sadewa menjunjung perintah itu. Ia akan melepaskan Sang Hyang Ayu. (jss/bersambung)