Awas, Uni Eropa Bakal Serang Sawit Pakai ILUC

Rabu, 29 Agustus 2018

KUALA LUMPUR-Penundaan terhadap larangan biofuel berbahan sawit masuk Uni Eropa (UE) tahun 2021 menjadi 2030 bukanlah akhir masalah. Itu hanyalah setengah kemenangan. Sebab akan ada putaran serangan berikutnya, yaitu Indirect Land Use Change (ILUC).

Itu dikatakan Menteri Industri Primer Malaysia, Teresa Kok saat membuka Pameran dan Seminar Perdagangan Kelapa Sawit 2018, Selasa (28 Agustus 2018) kemarin yang diselenggarakan Malaysian Palm Oil Council (MPOC).

Untuk itu, menurutnya, Malaysia perlu melanjutkan kerja kerasnya dalam menarik mitra Uni Eropa (UE) atas masalah minyak sawit. Ini sebagai antisipasi sebelum putaran serangan lainnya datang.

"Setelah berbulan-bulan berjuang dengan fakta-fakta yang terbukti, Trilog Uni Eropa memilih untuk tidak mendiskriminasi biofuel sawit," kata Kok.

Namun, kata Kok, pertempuran ini hanya setengah menang. Sebab Uni Eropa sudah berancang-ancang untuk melakukan serangan lagi. Aktivitas terbaru itu didasarkan Perubahan Penggunaan Tanah Secara Tidak Langsung (ILUC).

Senada dengan Kok, Chief Executive Officer MPOC Datuk Dr Kalyana Sundram menyebut, bahwa penolakan terhadap larangan yang diusulkan untuk biofuel minyak sawit hanya penangguhan hukuman. Kini Komisi Eropa telah memulai tantangan baru, termasuk mempelajari dampak ILUC untuk semua biofuel.

“Dari pertemuan intelijen, kami tahu mereka akan menargetkan kedelai dan sawit dalam kategori ini. Ini adalah tantangan karena jika mereka berhasil mengklasifikasikan sawit sebagai memiliki ILUC yang tinggi, maka mereka akan bergerak dan mengatakan itu tidak cocok untuk digunakan dalam Arahan Energi Terbarukan mereka," katanya.

Namun, katanya, untuk mengantisipasi itu, MPOC sudah mendapatkan ahli untuk meninjau faktor ILUC untuk minyak sawit dan untuk menyajikan kasus ini kepada legislator UE ketika waktunya tepat. ts/jss