Pengamat Politik : Tidak Nyaman, Politisi Pindah Partai di Pileg 2019

Ahad, 22 Juli 2018

ilustrasi

PEKANBARU-Jelang perhelatan pemilihan umum calon legislatif tahun depan, ada fenomena menarik yang bisa dilihat. Beberapa politisi partai politik berpindah 'perahu' (partai politik) untuk maju bertarung memperebutkan kursi legislatif. Ini menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap parpol yang lama sehingga pindah ke parpol yang baru. 

Ada beberapa nama politisi yang pindah diantaranya Muhammad Adil dari Hanura ke PKB, Iwa Siswani Bibra dari Golkar ke Gerindra, Said Usman Abdullah dari PPP ke PAN termasuk Wan Abu Bakar dari PPP ke PAN.

Tentang fenomena ini, Sawitplus.co meminta pendapat pengamat politik Universitas Riau, Hasanudin. Menurutnya, adanya politisi yang pindah Parpol merupakan hal lumrah di dunia politik.

Menurutnya, ini bisa disebabkan, adanya kondisi yang tidak nyaman yang dirasakan politis tersebut. "Dan kalau politisi tersebut merasa tidak diperhitungkan lagi di dalam Parpolnya, tentu ia akan cari cara lain. Jalan lain yaitu dengan melirik parpol lain seperti yang terlihat saat ini," katanya. 

"Tentunya mereka sudah mempunyai kalkulasi. Dan itulah yang menjadi pendorong utama untuk beralih ke parpol lain. Dunia politik itu kan soal kepentingan dan pragmatis. Ini tentang keuntungan lebih apa yang bisa ia peroleh di tempat lama. Jadi kalau misalnya, ia merasa keuntungan di tempat lama tidak cukup, ya memang ada kecenderungan untuk pindah," tuturnya. ezy