Impor China Turun, Stok Minyak Sawit Malaysia Naik 5%

Jumat, 13 Juli 2018

KUALA LUMPUR: Stok minyak sawit Malaysia diasumsikan akan naik lima persen menjadi 2,30 juta ton. Itu dengan antisipasi pertumbuhan pasokan 1,69 juta ton pada bulan Juli 2018 ini.

Menurut Kenanga Research, produksi juga harus rebound 23% menjadi 1,64 juta ton. Dan ini akan diikuti oleh pemulihan volume ekspor 18% menjadi 1,33 juta ton pada bulan Juli ini.

Hingga akhir Juni, persediaan minyak sawit Malaysia adalah 2,19 juta ton dengan 13 persen, mengalami penurunan volume ekspor (month of month) yang disebabkan oleh penurunan ekspor ke China.

“Kami berharap terjadi pembalikan tren pada stok minyak sawit untuk berkontribusi pada harga minyak sawit mentah (CPO) yang lebih lunak pada semester kedua (2H) 2018. Dengan risiko harga kedelai turun, produksi sawit lebih tinggi, dan pasokan dari Indonesia juga lebih tinggi. Itu agar punya peluang harga minyak mentah naik, dan permintaan India untuk biodiesel menjadi lebih baik,” ungkap laporan penelitian itu.

“Kami berharap produksi Juli akan rebound dengan dua digit di semua wilayah produksi utama. Sementara kuantum tampak tinggi, namun kami mencatat, perkiraan kami tetap di bawah rata-rata. Produksi Juli 1,71 juta ton,” tambahnya.

Kenanga Research menyebut pasar India masih potensial untuk kebutuhan pangan dan festival yang akan datang. Sedang dari Uni Eropa adalah untuk biodiesel, dan masih terbuka pasar non-kunci lainnya untuk mendorong ekspor lebih tinggi pada bulan Juli.

Dalam perkiraan lembaga penelitian ini, harga CPO tidak berubah pada RM2.400 per ton, dengan perdagangan jangka pendek kuartal ketiga 2018 berkisar antara RM2.200 dan RM2.400.

Menurut Kenanga Research, harga CPO yang stabil akan menguntungkan pekebun terintegrasi karena biaya inputnya yang lebih rendah.

Sementara itu, MIDF Research memperkirakan persediaan Juli akan meningkat dua persen menjadi 2,24 juta ton, sementara ekspor meningkat lima persen month of month menjadi 1,19 juta ton.

“Kami mengharapkan permintaan meningkat di belahan bumi utara karena penggunaan minyak sawit cenderung meningkat selama musim panas. Untuk produksi, kami mengasumsikan peningkatan delapan persen month of month menjadi 1,44 juta ton karena faktor musim. ”

Perusahaan riset ini mempertahankan perkiraan harga CPO rata-rata RM2.400 per ton untuk 2018.

"Kami percaya kekhawatiran atas perang dagang dengan AS telah menyebabkan konsumen di China mengambil sikap hati-hati. Karenanya mereka meminimalkan pembeliannya dalam waktu dekat."

Menurut Riset MIDF, di antara tujuan ekspor utama termasuk ke China telah menyelipkan 19 persen month of month menjadi 155.586 ton dan Pakistan turun 23 persen menjadi 98.690 ton, sementara ekspor ke India meningkat 112 persen month of month menjadi 159.724 ton.

Produksi juga menurun 13 persen pada bulan Juni dan 12 persen wsecarqa tahun-ke-tahun (yoy) menjadi 1,33 juta ton pada bulan Juni. Ini disebabkan bulan puasa dan efek dari hari raya Lebaran.

“Ke depan, kami berharap produksi Juli akan meningkatkan delapan persen month of month menjadi 1,44 juta ton. Kami percaya downside terbatas, tapi kami percaya harga minyak mentah Brent yang kuat memberikan dukungan bagi pergerakan harga CPO.” jss