Ketum GAPKI : Indonesia Bisa Ambil Peluang Perang Dagang China-AS

Kamis, 12 Juli 2018

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlanjut. Kedua negara tersebut saling menerapkan tingginya tarif dan bea masuk.

China mengumumkan rencana pengenaan tarif dan bea masuk 25% untuk produk-produk AS berupa produk pertanian, mobil, dan produk akuatik senilai US$ 34 miliar atau setara Rp 476 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Ternyata dengan adanya situasi tersebut Indonesia bisa masuk sebagai pilihan alternatif China khusus untuk pengiriman minyak sawit atau crude palm oil (CPO). 

"Dampak China menerapkan tarif kedelai dinaikan tentu China akan mengurangi impor dari Amerika. China tetap butuh kedelai, sebagai makanan ternak, China bisa beli dari Brazil dan Argentina, mungkin lebih mahal dari Amerika. Kedelai lebih mahal, ada faktor plus, palm oil Indonesia punya peluang, untuk sebagian mensubsitusi, jika China benar menerapkan tarif kedelai mestinya ada peluang Indonesia masuk ke china,"sebut Joko Supriono, Ketua GAPKI. 

Disisi lain, faktor  Amerika mengalami hambatan ekspor china, karna tarif ada kemungkinan stok kedelai di China akan naik (harga turun) . 

"Terjadi faktor negatif buat palm oil harga soya turun stok menumpuk, palm oil akan kalah kompetisi. Kedelai numpuk bisa berdampak negatif bagi palm oil, jadi mana yang duluan kita tidak tau,"tukasnya. Se