Wujudkan Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan, Kabupaten Sintang Punya Forum Koordinasi

Senin, 09 Juli 2018

SINTANG - Pemerintah Kabupaten Sintang bersama WWF-Indonesia telah meluncurkan sebuah forum koordinasi di bidang Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan. Peluncuran forum itu sekaligus ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana aksi daerah sawit berkelanjutan Kabupaten Sintang.

Ketua Forum Koordinasi Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah mengatakan, forum ini merupakan wadah bersama para pihak untuk mewujudkan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan di Sintang. 

“Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Sintang untuk mewujudkan komoditas berkelanjutan yang merupakan bagian dari komitmen Kabupaten Lestari,”jelas dia. 

Dikatakan Yosepha bahwa terdapat lima bidang dalam forum ini, yaitu bidang legalitas usaha perkebunan, manajemen perkebunan, lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan, dan pemberdayaan ekonomi dan peningkatan usaha yang berkelanjutan. 

Sustainable Palm Oil Program Manager WWF-Indonesia Putra Agung mengatakan pembangunan perkebunan kelapa sawit dewasa ini terus menunjukkan kecenderungan yang meningkat. 

“Para petani mengelola hingga 4,3 juta hektar atau 42 persen dari total nasional perkebunan kelapa sawit,” katanya.

Menurutnya, kondisi tersebut tentu saja diwarnai sejumlah tantangan. Misalnya, minimnya pengetahuan pada aspek budidaya yang baik dan bertanggung jawab, tenaga kerja, akses ke modal dan pasar, sistem manajemen yang tidak tepat, dan pengetahuan yang kurang terhadap isu keberlanjutan.

“Kita berharap, forum yang diluncurkan hari ini dapat memberikan manfaat positif bagi perekonomian daerah sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan,”kata Agung.

Sementara itu, Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan struktur perekonomian Kabupaten Sintang dalam lima tahun terakhir masih didominasi oleh tiga sektor ekonomi. 

“Ketiga sektor tersebut adalah pertanian, perdagangan, hotel dan restoran serta industri,”katanya seperti yang dilansir dari Kompas.com, Senin (9/8/2018).

Menurut Jarot, peran ketiga sektor tersebut mulai mendominasi pembangunan di Sintang hingga 70,63 persen sejak 2013. Sektor pertanian termasuk subsektor perkebunan memberikan kontribusi terbesar yaitu 33,85 persen. Pemerintah setempat akhirnya menitikberatkan pengembangan komoditas perkebunan pada lima komoditas, yaitu kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dan lada.

“Petani komoditas ini memegang peranan yang penting karena sebagian komoditas ini telah dikembangkan oleh masyarakat. Sudah pasti komoditas ini menjadi penggerak ekonomi masyarakat,” kata Jarot.*Se