Keramik Plered Bertahan di Tengah Gerusan Zaman

Sabtu, 23 Juni 2018

Pengrajin tradisional keramik Plered, Purwakarta Jawa Barat tetap mempertahankan eksistensinya di tengah gerusan zaman. Mereka tak takut ditinggalkan peminatnya kendati proses produksi masih dengan pola yang jauh dari sentuhan modern. Inovasi dan perbaikan kualitas hasil produksi lebih mereka utamakan.

“Saya terus memproduksi keramik. Alhamdulllah, order tak pernah terhenti. Soal permintaan yang sepi atau ramai, itu soal biasa,” kata Agus, salah seorang pekerja keramik. Dia dan sejumlah temannya mendapat upah dari jumlah keramik yang dibuat. Semakin banyak permintaan, semakin besar jumlah kocek yang mereka terima. Agus sangat ahli membuat keramik dari berbagai jenis dan ukuran. Buah karyanya sebagian dipajang di toko keramik di kawasan Plered, sebagian lagi diboyong ke luar daerah.

Agus mengaku hanya sebagai pembuat, bukan merancang pola. “Saya membuat jenis keramik yang sudah dipola. Urusan yang menciptakan bentuk dan jenis, itu ada bagiannya lagi,” terang Agus. Dikatakannya, keramik yang laris manis adalah keramik berukuran kecil seperti celengan, absak, dan pot bunga. Harganya termurah Rp 3.000, dan yang termahal seharga ratusan ribu.

Selain menjadi pekerja di perusahaan pembuat keramik berskala besar seperti Agus, banyak pula warga yang memilih menjadi perajin rumahan. Mereka banyak ditemukan di Desa Anjun. Para perajin biasanya membuat keramik di areal rumah. Di bagian dapur atau pelaratan. Produksinya tak banyak, namun cukup untuk menopang ekonomi keluarga. Banyak ibu rumah tangga yang terjun ke dalam industri ini.Tb