Seks Caligula (45) : Gelar Pesta Sambil Membunuh Menteri

Selasa, 15 Mei 2018

Romawi kembali berpesta. Perang yang hanya berbentuk membabat semak-semak di pantai dan tak jelas lawannya itu dianggap membawa kesuksesan besar. Kerajaan ini menang gilang gemilang. Lawan takluk. Pampasan perang didapat. Dan kini Romawi tak lagi punya lawan yang berarti. Itu yang menjadi alasan pesta besar ini digelar. Santapan lezat tersedia dimana-mana. Di balik makanan dan minuman itu, perempuan-perempuan telanjang disediakan. Sepertinya sudah tradisi. Menyantap makanan dan minum minuman keras terasa kurang afdol tanpa tangan mentowel payudara atau kemaluan gadis bugil yang tergeletak di dekatnya. Itu pula yang membuat suasana pesta di Romawi ini selalu terasa panas. Ketika pesta masih berlangsung semarak, Caligula berdiri. Ia mengucapkan pidatonya. Raja ini mengevaluasi perang dan mengumumkan apa saja yang didapat dari peperangan itu. Dan dengan kalimat menggelegar, ia pun mulai menunjukkan pada audiens, pampasan yang didapat dari negeri Briton. Saat itulah berpuluh-puluh prajurit datang. Mereka membawa emas berlian, perempuan-perempuan telanjang, ternak, dan juga pepohonan yang menjadi khas negeri Briton. Kedatangan pampasan perang ini disambut dengan tepuk tangan gempita. Seluruh warga Romawi gembira. Kendati kegembiraan semu. Tatkala seluruh prosesi pesta kemenangan usai, Caligula kembali bangkit dari tempat duduknya. Kali ini ia tak tampil dengan senyum ceriah, tetapi dengan muka cemberut dan kalimat kasar. Ia marah dan kecewa. Menurutnya, dalam peperangan yang dilakukan kemarin, ada banyak menteri tak mendukung. Dan, kata Caligula, sekarang saatnya untuk dihukum. Saat itu beberapa nama menteri disebut raja ini. Chaerea disuruh menangkap mereka, dan memancungnya. Caligula juga berbisik-bisik dengan Caesonia, permasurinya, siapa saja yang harus dihukum. Malah tatkala mengawasi Chaerea, raja dan permaisuri ini tertawa terbahak-bahak. Ini yang membuat menteri pertahanan ini merasa terancam jiwanya. (jss/bersambung)