GAR 2016 Berhasil Rangkul 10 Desa Karbon Tinggi di Kalimantan

Selasa, 25 Juli 2017

Laporan Keberlanjutan Golden Agri-Resources (GAR) 2016 menguraikan kemajuan perusahaan  menerapkan pendekatan inovatif dalam  konservasi hutan. Dengan mengusung tema “Realising Sustainable Policies in Practice”, Laporan Keberlanjutan GAR 2016 memaparkan upaya-upaya pendekatan konsultatif dan inklusif perusahaan dalam konservasi. Termasuk didalamnya pelaksanaan kegiatan produksi yang didukung dengan konservasi berbasis masyarakat yang tinggal di sekitar area hutan. “Setelah berhasil mengidentifikasi luasan area konservasi di area konsesi kami yang setara dengan luas Singapura, kini kami bekerjasama dengan masyarakat dan pemerintah setempat untuk membuat konservasi hutan dapat terlaksana dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat,” kata Agus Purnomo, Managing Director, Sustainability & Strategic Stakeholders Engagement GAR. Hingga akhir 2016, GAR telah berhasil menjalin kesepakatan dengan 10 desa di Kalimantan untuk melindungi lebih dari 7.000 hektar hutan Ber-Stok KarbonTinggi (SKT). Saat ini perusahaan tengah menerapkan pendekatan yang sama di wilayah perkebunannya. Kunci keberhasilan dari pendekatan konservasi ini adalah tersedianya mata pencaharian alternative yang memungkinkan masyarakat tetap memperoleh pendapatan tanpa mengganggu ekosistem yang rawan kebakaran seperti lahan gambut. GAR saat ini tengah menerapkan proyek pertanian ekologis terpadu bersama masyarakat setempat dengan menggunakan lahan tidur milik masyarakat. Proyek seperti ini memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan mereka, membangun swasembada pangan, membuat masyarakat belajar metode bertani tanpa menggunakan bahan kimia. Dan lebih penting lagi tidak membuka lahan dengan cara membakar. GAR juga melanjutkan kegiatan pembinaannya dengan rantai pasoknya melalui upaya kemampu-telusuran hingga ke tingkat perkebunan (TracebilityTo Plantation / TTP). Kegiatan pemetaan rantai pasok membuka kesempatan bagi GAR membangun hubungan yang lebih dekat dengan para pemasoknya, sehingga perusahaan dapat ikut mensosialisasikan praktik-praktik bisnis kelapa sawit yang bertanggungjawab. Hingga akhir 2016, sebanyak 15 pabrik GAR telah berhasil menelusuri sumber-sumber pasokannya secara penuh dan secara total pabrik-pabrik GAR telah mencapai 88 persen kemampu-telusuran. GAR berharap dapat menyelesaikan TTP secara penuh untuk pabrik-pabrik miliknya pada akhir 2017, dan mencapai TTP secara penuh untuk para pemasok/pihak ketiga pada akhir 2020. Guna mendukung para pemasoknya, GAR menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan khusus setiap tahun dan telah menyiapkan Supplier Support Helpline. GAR juga secara rutin melakukan kunjungan lapangan dan mendokumentasikan permasalahan di lapangan yang perlu ditangani guna membantu bisnis pemasok menjadi lebih berkelanjutan. Berbagai upaya GAR dalam wujud berbagai inisiatif yang membutuhkan waktu dan sumber daya ini menegaskan komitmennya bukan hanya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, namun juga kinerja industry  kelapa sawit. GAR percaya, bahwa kemajuan yang berkelanjutan di sector ini hanya dapat diwujudkan melalui kemitraan dan kerjasama semua pemangku kepentingan di industry ini. Penerbitan Laporan Keberlanjutan GAR 2016 mengacu pada panduan penulisan Global Reporting Initiative (GRI) Standards Reporting Guidelines. Laporan lengkapnya dapat dibaca di situs web GAR. GAR telah menerbitkan Laporan Keberlanjutan sejak tahun2011. Golden Agri-Resources merupakan induk perusahaan dari PT SMART Tbk. bel