Burung Surga (55) : Prabu Haraka Mengikuti Hawa Nafsu

Ahad, 15 April 2018

Siasat jahat sang kiai pun mulai dilancarkan. Ia meminta Sang Noto untuk menyiapkan cara menguji ketiga putranya.  Sang Noto menyanggupi. Ia berkata,"Siapa yang besuk pagi paling dulu melihat terbit matahari, maka ia berhak menggantikan dirinya sebagai raja Turki." Raden Halaka lalu dinasehati Kiai Nasir agar pagi-pagi sekali segera naik ke gunung yang terletak di barat istana. Begitu melihat matahari terbit ia harus segera melapor sang raja. Jangan sampai kedahuluan saudaranya yang lain. Jam lima dini hari ketiga putra raja berebut melihat terbitnya matahari. Dua lari ke timur dan hanya Raden Halaka yang lari ke barat naik ke puncak gunung. Sesudah Halaka melihat matahari ia segera berlari melapor ayahandanya. Sang Raja lalu berucap, apa benar yang dilihatnya. Dan raja juga bertanya, mengapa dua kakaknya belum pada datang. Raden Halaka menjelaskan, bahwa kedua kakaknya melihat dari sisi timur, sementara dirinya melihat dari sisi barat dari atas gunung. Untuk itu ia lebih dulu melihat terbitnya matahari. Kedua putranya tak lama tiba. Mereka menyatakan melihat matahari tetapi sudah didahului adiknya yang paling kecil. Keduanya menjawab, wajar adiknya telah dulu melihat karena dari atas dan keduanya di bawah. Kiai Nasir menyatakan kepada Sri Raja, bahwa itu merupakan pertanda Raden Halaka lebih unggul, waskita dan berbudi. Dialah yang bisa menggantikan kedudukan raja dan memperluas jajahan bagi negeri Turki. Selain berjiwa perwira, ia juga pilih tanding (unggul) dalam berperang. Akhirnya, Halaka menjadi raja Turki. Menggantikan ayahnya atas siasat Kiai Nasir. Suatu saat Raja Halaka sedang melakukan pertemuan lengkap dengan para menteri dan pejabat kerajaan. Dalam kesempatan itu Kai Nasir mengingatkan janji Paduka Halaka ketika ia belum menjadi Raja. Ia akan mengikuti pendapatnya jika berhasil menjadi raja. Raja Halaka membenarkan dengan syarat perkataan Kiai Nasir itu memang baik. Kiai Nasir mengusulkan agar Turki menyerang Baghdad untuk dijadikan negeri jajahan. Usul itu diterima raja. Dia segera memerintahkan Ki Patih mengumpulkan prajurit menggempur Baghdad. Kehadiaran tentara asing itu diketahui Raja Bagdad Muktasim. Kedatangan tentara yang berasal dari Turki itu-setelah diselidiki-ternyata merupakan rekayasa Kiai Nasir. Sri Noto Muktasim segera memerintahkan Ki Patih menyongsong serangan Turki. Dengan kekuatan penuh prajuritnya dikerahkan. Baik mereka yang letnan, kapten hingga jendral. (jss/bersambung)